Daur Ulang, Yuuuk


Daur Ulang


Daur Ulang, Yuuuk --  Kalau melihat dus-dus bekas, koran-koran bekas numpuk, botol yang lucu-lucu... kadang-kadang rasanya sayang kalau mau membuang barang-barang itu begitu saja. 

Tapi... nyimpen juga nggak mungkin. Selain gak ada tempat, bisa-bisa memancing kumatnya alergi. Kalau dibuang gitu aja... beneran deh, sayang banget.

Diloakin? Yaela... paling tinggi juga seceng sekilonya. Tapi masih mendingan juga, ya, daripada jadi penangkap debu di rumah.


Salah satu alternatifnya adalah mengolah barang bekas itu menjadi sesuatu yang bernilai jual

Sebenarnya sudah banyak orang yang melakukan hal seperti ini. Mendaur ulang barang-barang bekas. Bagus-bagus. Harganya juga jadi mahal karena handmade dan ada sentuhan seni.



Tak Selalu Mahal

Cuma... mungkin tak selamanya bisa dikasih harga mahal.
  • Kertas daur ulang sering lebih mahal daripada kertas baru. Alhasil, orang lebih memilih untuk membeli kertas baru yang lebih murah. Alhasil lagi, akan lebih banyak pohon ditebang untuk memenuhi kebutuhan akan kertas ini. Prinsip daur ulang untuk go green jadi kurang berhasil.
  • Begitu juga dengan tas bekas kemasan plastik vs tas plastik anyar, celengan kaleng/botol bekas vs celengan plastik. Kalau harganya jauh lebih mahal daripada yang baru, orang-orang pasti lebih milih beli yang baru. (Ngeliat dari kacamata konsumen, nih :D )
Usaha daur ulang selain menguntungkan (bahan bakunya murah, bahkan gratis) juga bisa memanjangkan usia pemakaian suatu barang hingga mengurangi tumpukan sampah yang menjadi beban bumi.

Kalau bukan kita penghuni bumi yang peduli, siapa lagi?

Masih tentang daur ulang, kutulis juga di Daur Ulang Sampah Plastik dan Komposting.



Catatan
Tulisan ini pernah kuposting di terasretno.multiply.com, Oktober 2009.

Salam,

Triani Retno A
Penulis, Blogger, Editor

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.