8 Cara Memangkas CWS dari Naskah

Memangkas karakter dari Naskah

Setiap penerbit, majalah, atau koran punya peraturan tentang tata cara mengirim naskah. Begitu juga dengan lomba menulis, baik lomba menulis cerpen, artikel, novel, maupun blog.

Jumlah Karakter

Salah satunya tentang jumlah minimal dan maksimal. Ada yang mensyaratkan jumlah halaman, misalnya 6-8 halaman atau 100-200 halaman. Ada juga yang mensyaratkan jumlah characters with spaces  (cws, bisa dicek langsung di MS Word), misalnya maksimal 150.000 cws.

Kadang-kadang, saking asyiknya menulis kita melampaui jumlah maksimal itu. Mending kalau cuma kelebihan 10 atau 15 cws. Gimana kalau berlebihnya sampai 40.000 cws?

Dipangkas, dong!
 
Tapi nanti jalan ceritanya bisa berubah, Kakaaak!

Ah, nggak juga. Ikuti saja 8 cara memangkas CWS dari naskah berikut ini.


Memangkas Tanpa Mengubah Cerita

Kita bisa memangkas jumlah karakter tanpa mengubah jalan cerita. Beneran. Saya pernah memangkas sekitar 8.000 karakter dari naskah teman baik saya. Yang semula 25.000 cws tinggal 17.000 cws tanpa mengubah jalan cerita. Berikut ini triknya.


 1. Gunakan kalimat efektif.

Contoh: 

Aku hanya sekadar ingin bertemu dengan kamu saja.

Kalimat ini terdiri dari 48 cws. Banyak kata mubazir (tidak efektif) di sana. Hanya, sekadar, dan saja tidak perlu dipakai bareng. Pilih satu aja, ya. Ini sama tidak efektifnya seperti: masuk ke dalam, naik ke atas, turun ke bawah.

Aku hanya ingin bertemu denganmu 

Kata-kata mubazir udah kita buang. Kata "dengan kamu" juga bisa ditulis menjadi "denganmu". Maknanya sama, tapi jumlah karakter lebih sedikit dan lebih efektif. Kalimat ini cuma 34 cws. 


trik memangkas karakter
Mengecek jumlah character with spaces dalam MS Word.

2. Tidak usah berlebihan.
Contoh:

“Jangaaaaaaaan.....................!!!!!" teriak Salsa.

Kalimat ini terdiri dari 55 cws. Tidak perlu memakai banyak huruf yang sama, banyak titik, dan banyak tanda seru. Boros dan salah. Gunakan tiga huruf a dan tiga titik saja.
 

“Jangaaan...!" teriak Salsa.

Tinggal 28 cws, nih.  Kalau merasa efek teriaknya kurang nendang, bisa pakai huruf kapital. "JANGAAAN...!". 

Namun, jangan terlalu banyak menggunakan huruf kapital. Editormu bisa migrain dan naik darah karena merasa kamu bentak-bentak.

Terkait masalah editing, saya tulis juga di blogpost ini.

3. Penggunaan spacebar.

Cukup tekan spacebar sekali aja (satu ketuk) untuk jarak antarkata atau perpindahan kalimat baru dalam satu paragraf. 

Beberapa penulis punya kebiasaan memberi dua ketukan spacebar, atau malah lebih. Nah, hilangkan kebiasaan ini. Ingat, dalam cws, spacebar juga dihitung karakter.

memangkas karakter cws
Buang karakter yang tidak perlu.

4. Cari sinonim. 

Kalau ada yang lebih pendek, kenapa harus yang panjang?
Misalnya: harapan = asa. 

Memang nggak selalu bisa diganti, sih. Lihat dulu, cocok atau tidak dengan konteks kalimat.

5. Jangan bolak-balik menerangkan hal yang sama.

Kalau di awal udah ditulis Amira dan Morgan itu bersahabat, ya nggak usah bolak-balik menulis, misalnya: Amira sahabat Morgan atau Morgan sahabat Amira. Pembaca nggak bego, kok. 

6. Kata ulang ditulis tanpa space bar

(dan memang ini yang benar). 

Benar: Kupu-kupu, laba-laba, malu-malu.

Salah: kupu - kupu,  laba - laba, malu - malu.  

7. Ganti nama tokoh.

Contoh : Dheavannea (10 cws). Kalau dia tokoh utama dan namanya sering ditulis lengkap di dalam naskah, yaaa... total cws-nya jadi banyak juga. 

Tanpa harus bikin bubur merah putih, kita bisa memendekkan namanya, misalnya menjadi Dhea (4 cws).

8. Penggunaan tanda baca dan penulisan awalan.

Terutama dalam penulisan langsung, nih.
"Aku mesti gimana, dong ?", tanya Rea.

Nah, itu contoh penulisan yang salah. Tak perlu memakai koma setelah tanda petik tutup. Tak perlu memberi jarak antara huruf terakhir dengan tanda tanya. 

Kesalahan penulisan ini ikut menyumbang pada pembengkakan jumlah cws dalam naskah kita. Iya, kalau cuma dalam satu kalimat. Kalau tertulis seperti itu di sepanjang naskah yang tebalnya 100 halaman?

Kesalahan yang juga sering terjadi adalah pada penulisan awalan "di". Banyak penulis yang masih sering salah menulis "di" sebagai awalan dan "di" sebagai kata depan.


Contoh: di ambil, di makan, di baca.
Dalam contoh tersebut, "di" adalah awalan yang harus ditulis serangkai dengan kata kerja yang mengikutinya. Penulisan yang benar adalah diambil, dimakan, dibaca

Tuh, menulis dengan benar ternyata bisa memangkas jumlah cws juga, kan?


Harus Tega

Percaya atau tidak, ribuan karakter bisa dipangkas dengan cara seperti itu. 

Kalau masih bengkak juga, pakai jurus terakhir: tega. Setel lagu Potong Bebek Angsa lalu mulailah membuang bagian cerita yang tidak perlu.


Salam,

Triani Retno A
Penulis buku, novelis, editor freelance

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.