Tips Berburu Harta Karun di Pameran Buku


Berburu buku murah di pameran buku

Saya selalu mengibaratkan berkunjung ke pameran buku sebagai ajang berburu harta karun. Rasanya selalu kalap jika sudah masuk ke ajang perburuan ini. 

Sewaktu ke Indonesia Islamic Book Fair (IIBF) di Jakarta tahun 2014 kemarin, saya sampai harus berkali-kali mengingatkan diri. "Ini di Jakarta dan nanti harus langsung balik ke Bandung dengan travel. Jangan banyak-banyak beli bukunya! Repot kalo sampe kehabisan uang buat pulang!"

Alhamdulillah, berhasil direm. Waktu itu saya cuma membeli 10 buku, dua di antaranya adalah kamus subjek (alias kamus dalam bidang ilmu tertentu). 

Bagi saya, kamus subjek ini penting untuk menunjang pekerjaan saya sebagai editor lepas.

Di Bandung sendiri, pameran buku yang rutin diadakan oleh IKAPI biasanya berlokasi di Gedung Landmark, Jl. Braga No. 129. 

Pameran di gedung peninggalan Belanda ini tidak sebesar pameran buku di Jakarta tapi cukup memadai bagi pemburu buku seperti saya. 

Event lain yang juga tak boleh dilewatkan adalah Gramedia Big Sale dan Mizan Warehouse Sale. Bagi mereka yang suka membaca, event seperti itu adalah kesempatan emas untuk memborong buku.


Harta Karun di Pameran Buku

Harta karun di ajang pameran buku itu tentu saja berbentuk Buku yang Bergizi. Kenapa saya sebut sebagai harta karun? 

Alasan utama adalah di pameran kita bisa mendapatkan buku-buku yang sudah tidak dipajang di toko-toko buku besar seperti Gramedia dan Gunung Agung karena terbit bertahun-tahun yang lalu. 

Rasanya seperti mendapat harta karun ketika menemukan buku seperti itu. Kadang-kadang masih bersegel, kadang-kadang berupa buku second.

Oh, ya. Bagi yang belum tahu, di pameran buku juga sering ada stan yang menjual buku-buku lawas. 

Kalau di Bandung, stan buku lawas yang rutin ikut pameran adalah Lawang Buku. Dari buku baru terbit yang masih kinyis-kinyis sampai buku terbitan zaman baheula ada di sini.

Bagi saya, tak masalah membeli buku bekas. Lebih-lebih jika memang belum ada cetakan barunya. Pemburu buku bekas ini juga banyak loh. Saya tulis khusus dalam Ini Alasan Orang Membeli Buku Bekas.

Usia sebuah buku dipajang di toko buku itu nggak lama. Hanya sekitar tiga bulan, kecuali jika penjualannya cetar membahana. 

Repotnya, saya tidak setiap bulan ke toko buku. Ketika ke toko buku, eh...ternyata buku yang saya incar sudah tidak ada. Kalau beruntung, saya masih bisa menemukannya di toko buku lain. 

Nah, pameran buku seperti memfasilitasi saya menemukan buku incaran saya. Asalkan tahu penerbitnya, bisa langsung menuju stan penerbit tersebut dan mencarinya di sana.

Dan tahukah? Di pameran buku saya sering menemukan buku-buku bagus yang tak pernah saya lihat di toko buku. 

Bukan apa-apa. Ada tahun-tahun ketika saya tinggal jauuuuuuh dari toko buku dan sama sekali nggak update tentang buku baru. 

Menemukan buku-buku bagus itu di pameran seperti...ah! Apalagi namanya kalau bukan seperti menemukan harta karun?


Tips Berburu Buku di Pameran

Nah, tertarik untuk berburu harta karun di pameran buku? Ini sedikit tips dari saya.
  • Kenakan alas kaki yang nyaman. Selain area pameran cukup luas, tak jarang harus kita berdiri berlama-lama untuk memilih-milih buku.

    Kalau alas kaki tak nyaman, tentu akan menyiksa kaki. Tidak disarankan memakai egrang, ya. Hehehe....
  • Jika berniat mencari buku tertentu, pastikan tahu nama PENERBITnya. Di toko, buku-buku disusun berdasarkan subjek dan jenis. Di pameran, dikelompokkan berdasarkan penerbit.

    Tahu nama penerbit buku incaran itu akan mempermudah menemukan buku tersebut.

Pameran Buku Bandung
Stan Penerbit Agromedia Pustaka di Pesta Buku Bandung 30 Januari - 5 Februari 2015.

  • Jika buku yang dicari tak ada di stan penerbitnya, coba cari di stan distributor, agen, atau toko-toko buku kecil yang juga sering ikut berpameran. Jika beruntung, buku incaranmu ada di sana.
  • Bawa bekal minuman dan makanan kecil. Memang, ada stan yang menjual makanan dan minuman. Namun, kalau tidak ingin aktivitas "browsing" buku terganggu oleh haus dan lapar, tak ada salahnya membawa sedikit bekal yang bisa disimpan di tas. Saya, sih, biasanya membawa satu botol air putih dan sebatang cokelat.
  • Bawa instant hand sanitizer atau tisu basah. Menyentuh dan memilih-milih buku dari stan ke stan pasti membuat tangan kita kotor berdebu.

    Bolak-balik ke toilet untuk mencuci tangan tentu sangat tidak efektif tapi membiarkan kedua telapak tangan tetap kotor berdebu rasanya... ewwwh! Nggak enak banget.

    Kita bisa membersihkan tangan dan membunuh kuman tanpa air. Cepat, nggak perlu dibilas, tangan lebih bersih dan segar. Siap untuk berburu harta karun di stan berikutnya.

  • Bawa tas kain. Bawalah tas kain dari rumah untuk menampung hasil buruan di pameran buku. Ini jauh lebih elegan dan lebih ramah lingkungan daripada menggunakan tas kresek.

    Bayangkan kalau kita membeli buku di 10 stan. Keluar dari pameran kita sudah membawa 10 tas plastik, padahal kadang-kadang satu kresek hanya berisi satu buku. Yuk, buktikan go green dengan tindakan nyata.

tas ramah lingkungan
Tas kain seperti ini lebih ramah lingkungan daripada tas plastik (kantong kresek).

Selamat berburu harta karun di pameran buku, ya.

 
Salam,

Triani Retno A
Penulis Buku, Novelia, Editor Freelance

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.