Sebenarnya saya udah cukup
lama mendengar tentang Saung Legit ini. Beberapa teman penulis di kawasan Bandung Timur
cukup sering menyebut nama rumah makan Sunda yang satu ini.
Tapi ya gitu, deh. Belum
dapat hidayah buat ke sana meski sering lewat. Untunglah akhirnya hidayah itu
datang juga 😇
Generasi Ketiga
Berlokasi di pinggir jalan
raya di kawasan Cipadung, dari luar Saung Legit ini tampak biasa banget. Tampak
besar, memang, tetapi seperti rumah biasa yang dihuni turun-temurun saja.
Kesan itu tak terlalu
meleset ternyata. Saung Legit ini telah berdiri di sini sejak tahun 1963.
![]() |
Saung Legit tempo doeloe. Foto-foto jadul Saung Legit terpasang di dinding ruang depan. |
“Sejak jalan di sini masih
sepi, Teh. Masih jalan tanah. Mobil juga baru satu-dua. Banyaknya andong,” kata
si mamang parkir. “Sekarang mah udah rame.”
Eh heuheu… mungkin sejak
kawasan ini masih jadi “tempat jin buang anak” saking sepinya. Oya, dari
Ujungberung, Cipadung ini masih ke arah timur lagi. Tak terlalu jauh dari
kampus UIN Sunan Gunung Djati di Cibiru.
Dijalankan secara turun-temurun,
Saung Legit sekarang dipegang oleh generasi ketiga. Masih setia dengan masakan
khas Sunda resep buhun. Tapi sekarang dengan tambahan free wifi. Hehe….
Masuk ke Saung Legit, kami
disambut oleh dua orang pegawai. Mempersilakan kami memilih duduk di ruang
depan yang luas dan penuh meja kursi tapi agak redup, di ruang tengah yang juga
redup, atau di saung.
Jelas, dong, kami memilih
saung biar lebih terasa “Saung Legit”nya.
![]() |
Ruang depan Saung Legit. Secara keseluruhan, rumah akan bernuansa tempo doeloe ini cukup besar. Bisa dipakai untuk resepsi nikah juga. |
Ada enam saung di dalam.
Kami memilih Saung 1, tapi kemudian pindah ke Saung 3 karena panas matahari pas
jatuh ke Saung 1. Iya, terang buat foto-foto tapi lama-lama panas, euy.
Sempat nyengir sih waktu
lihat nomor-nomor saung. S1 sampai S6. Teringat teman saya, Mbak Sri
Widyastuti, yang sering menyebut anak-anaknya dengan nama S1, S2, S3, S4, S5,
dan S6.
Menu Andalan Saung Legit
Kalau memungkinkan, tiap
bersantap di kafe atau rumah makan, saya memilih makanan dan minuman andalan.
Tidak memungkinkan kalau harganya terlalu mahal atau badan saya tidak bisa menerima
makanan itu.
Waktu meet up (dan ditraktir) editor saya di Dakken Café, misalnya.
Padahal kesempatan banget tuh untuk mencicipi steak andalan mereka. Tapi saya melewatkan
kesempatan itu karena masalah kesehatan. Gimana di Saung Legit ini?
Aman! Hehehe…. Makanan
andalan di Saung Legit ini adalah gurame bakar plus sambal cobek.
Sayangnya, si Teteh yang
melayani kami tidak bisa menjelaskan sebesar apa ikan guramenya. Hanya
menyebut, “Ya segitu.” Duh. Segitu tuh sebesar apa, Teh? Sebesar rinduku
padanya?
Jadi ragu-ragu, nih. Bakal
cukup nggak, ya, buat bertiga? Apa pesen menu lain juga?
Tapi kemudian saya
putuskan untuk menunggu saja. Kalau ternyata kecil, ya tinggal pesan makanan
yang lain.
Legit dan Sehat
Ikan gurame bakar yang
diantar ke meja kami ternyata berukuran cukup besar. Lebih dari cukup untuk
kami bertiga (kepala ikannya saya bungkus untuk kucing-kucing di rumah).
Hm…. memang tepat jika
gurame bakar dan sambal cobek ini menjadi andalan Saung Legit.
Gurame bakarnya terasa
empuk dan cukup gurih. Dan… sambalnya bikin ketagihan. Bagi saya yang kurang
suka pedas, rasa sambal ini tergolong ramah. Segar dengan rasa cabe, jahe, dan
kemangi. Apalagi ketika ada cacahan jahe yang tergigit. Semriwing.
![]() |
Gurame bakar dan sambal cobek semriwing yang nggak pakai cobek. |
Saya sempat berpikir, sambal cobek ini disajikan dalam cobek mungil. Tapi ternyata dugaan saya salah. Biarlah. Toh yang dimakan itu sambalnya, bukan wadahnya *yakali kuda lumping*
Makan melulu… nggak minum,
Ceu?
Ya minumlah. Si kakak
memesan iced lychee tea, si adek iced chocolate, dan saya jus buhun jadi sehat. Jus buhun jadi sehat ini
adalah minuman andalan Saung Legit. Terbuat dari sawi dan nanas.
Emh… ini pertama kalinya
saya minum jus sawi. Sempat ragu-ragu, sih. Tapi… coba aja. Apalagi katanya jus
ini bagus buat menurunkan kolesterol.
Dan ternyata… saya suka!
Hihi…. Alhamdulillah.
Harga Makanan dan Minuman
Pengen tahu berapa
harga makanan dan minuman di Saung Legit ini?
Untuk minuman di kisaran Rp15.000 - Rp 30.000. Makanan dibandrol Rp 20.000 - Rp75.000. Untuk gurame goreng, gurame bakar, gurame krispi, dan pepes ikan mas dihitung per 100 gram berat ikan.
Bagi kantong saya, terus terang cukup mahal. Tapi karena dari rumah sudah diniatkan untuk menyenangkan anak-anak yang tahun ini lagi-lagi belum bisa berlibur ke luar kota, ya tutup mata aja deh dengan harganya. Lagi pula tempatnya memang nyaman, makanan dan minumannya pun enak. Ikan guramenya fresh, baru diambil dari kolam.
Baca Juga: MamaMimi, Resto Mungil di Bandung Timur
Bagi kantong saya, terus terang cukup mahal. Tapi karena dari rumah sudah diniatkan untuk menyenangkan anak-anak yang tahun ini lagi-lagi belum bisa berlibur ke luar kota, ya tutup mata aja deh dengan harganya. Lagi pula tempatnya memang nyaman, makanan dan minumannya pun enak. Ikan guramenya fresh, baru diambil dari kolam.
Oya, kalau datang ke Saung
Legit ini dalam keadaan lapar berat atau terburu-buru, sebaiknya jangan pesan
ikan bakar. Agak lama nunggu, soalnya.
Kalau kami kemarin, sih,
nyantai dan kebetulan pas rumah makan lagi sepi. Jadi waktu menunggu itu nggak
terasa.
Akses Menuju Lokasi
Jika menggunakan kendaraan
umum, tak sulit kok menemukan saung Legit yang beralamat di Jl. A.H Nasution 423
Cipadung. Kalau dari arah Cicaheum, berada di kiri
jalan, sekitar 300 meter setelah Transmart Cipadung.
Bus Damri Kebon Kelapa –
Cibiru, Leuwipanjang – Cibiru, dan angkot Cicaheum – Cileunyi lewat persis di
depan RM Saung Legit ini.
Kalau naik ojek online
dari arah kota, sabar aja. Tak sedikit sopir ojol yang menolak mengantar
penumpang ke daerah timur ini. Zona merah, katanya. Tapi sebenernya mah nggak
segitu-gitunya juga.
![]() |
Cuma mau bilang, Sarah Ann dan Triani Retno yang nulis buku-buku ini pernah makan-makan di Saung Legit. 😍 |
Oya, untuk yang belum pernah
main ke ujung timur Kota Bandung ini, ancer-ancernya Cipadung, ya. Jangan nyari
dari nomor bangunan. Bisa migrain campur stres melihat penomoran di jalan yang panjangnya hampir 10
kilometer ini.
Selamat menikmati Bandung.
Keep Bandung clean and beautiful, ya.
Salam,
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger