7 Tips Memilih Mainan Anak


Tips Memilih Mainan Anak

Beberapa kali melintas di lini masa medsos saya pertanyaan tentang memilih mainan anak. Macem-macemlah jawaban ibu-ibu di medsos. 

Saya? Kadang-kadang urun rembuk kasih jawaban, tapi lebih sering lewat  aja sambil senyum-senyum. Teringat saat anak-anak saya masih kecil-kecil.

Serunya Memilih Mainan Anak

Orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Termasuk urusan menyediakan mainan. Apalagi nih, orangtua yang baru punya anak pertama.

Setidak itu pengalaman saya. Dulu, memilih mainan untuk si sulung (sekarang dia sudah berusia 16 tahun) hebohnya minta ampun. Mesti begini, mesti begitu. Jangan yang begini, jangan yang begitu. Yang menjadi rujukan saya ketika adalah majalah dan buku-buku parenting.

Bukan berarti semua yang ditulis di majalah dan buku parenting saya terapkan mentah-mentah. Tetap pilih-pilih dan sesuaikan di sana-sini. Lagi pula, ketika itu saya tinggal jauh dari pusat perbelanjaan. Toko online pun belum ada. 

Kalau pas ada urusan atau jalan-jalan ke kota, baru deeeeh… kalap!

Tips Memilih Mainan Anak

Apa yang perlu diperhatikan ketika memilih mainan anak? Kalau saya, nih, hal-hal berikut ini yang menjadi perhatian saya.

1. Bahan.

Umumnya, mainan anak terbuat dari plastik, kain, dan kayu. Kalau terbuat dari kayu, harus dipastikan seluruh permukaannya halus. Jangan sampai ada serat kayu yang mencuat dan bisa melukai si kecil.

2. Bentuk.

Mengenalkan berbagai bentuk benda pada anak-anak memang penting. Namun, keamanan si kecil harus jadi proritas. Sebaiknya jangan berikan mainan yang berujung runcing karena berisiko membuat si kecil terluka.

3. Ukuran.

Pernah memperhatikan peringatan (warning) yang tercantum pada jenis mainan tertentu? Peringatan itu bukan buat gaya-gayaan produsen doang, lho. 

Mainan dengan bagian-bagian (parts) yang kecil-kecil jangan diberikan pada anak-anak di bawah usia 3 tahun. Anak-anak batita sedang senang-senangnya mengeskplor benda dengan cara memasukkannya ke mulut.  Memang tahap perkembangannya sedang begitu.

Jadi terbayang, kan, bahaya yang mengintai jika memberikan mainan berukuran kecil pada anak batita?

Mainan edukatif untuk anak.
Mainan edukatif untuk anak-anak.

4. Warna.

Pilih mainan anak yang memiliki beraneka warna. Jangan karena si emak suka warna hijau, lalu semua mainan berwarna hijau. Warna yang bermacam-macam itu bagus lho untuk menstimulasi penglihatan si kecil. 

Jika membuat mainan sendiri yang perlu dicat, hati-hati ya. Jangan sampai aroma cat mengganggu pernapasan si kecil.

5. Manfaat.

Meski besar godaan untuk menyenangkan anak, pikirkan juga manfaat mainan yang akan kita beli itu.  

6. Harga.

Naaah…. ini juga penting. Atau penting banget, ya? Hehe…. Harga mainan anak sangat bervariasi. Mau yang murmer, adaaa. Yang mahal pake banget juga ada. Sesuaikan saja dengan kebutuhan dan isi dompet. 

Anak-anak juga tidak peduli mainan yang kita belikan itu murah atau mahal. Bahkan… jangan heran kalau si kecil malah lebih suka bermain dengan kardus bekas sepatu daripada mobil-mobilan mahal yang kita belikan. Lebih asyik bermain dengan tutup-tutup botol bekas daripada puzzle mahal yang kita pilih dengan cermat.

7. Jenis

Variasikan jenis mainan yang kita sediakan untuk anak-anak. Lazimnya orangtua membelikan mainan berupa boneka, mobil-mobilan, peralatan makan dan masak-masakan, bola, balok-balok aneka bentuk dan warna, puzzle, dan sebagainya.

Bisa juga membelikan mereka buku. Yups. Sekarang ada banyak buku yang didesain khusus buat anak balita, bahkan bayi. Budaya berliterasi sejak dari rumah memang perlu dimulai sejak dini.

Ada boardbook yang berbahan tebal. Ada bathbook yang bisa dibawa nyebur ke bak mandi. Ada softbook/clothbook yang empuk seperti bantal. Ada busy book yang bisa membuat si kecil asyik beraktivitas. 

Banyak loh manfaat membacakan buku untuk anak-anak. Termasuk untuk anak yang masih bayi dan balita. Membacakan buku juga bisa menjadi family time yang menyenangkan sekaligus memperkuat bonding antara orangtua dan anak.

Buku untuk bayi dan balita
Buku kain (cloth book) untuk anak-anak.


Kalau mainan untuk anak sudah tersedia di rumah, penting juga memperhatikan kebersihan dan penyimpanannya. 

Sebaiknya, penyimpanan mainan dilakukan secara berkelompok. Boneka dengan boneka, puzzle dengan puzzle, dan seterusnya. 

Jangan simpan mainan anak di dekat rak sepatu. Supaya debu dan bau dari sepatu tidak menempel di mainan? Iya. Dan satu lagi, supaya tidak memancing anak mengacak-acak rak sepatu.

Hehe… di mata kita yang dewasa memang, “Apaan sih main sama sepatu?” Tapi di mata anak-anak, sepatu yang disusun bertingkat-tingkat di rak bisa menjadi tempat bermain yang sangat mengasyikkan. Seru dan menantang.

Setelah membaca 7 tips memilih mainan anak ini, selamat memilih mainan anak yang sesuai ya. Selamat bersenang-senang bermain bersama si kecil.


Salam,

Triani Retno A

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.