Novel Kayla Twitter Kemping ini berkisah tentang gadis SMA bernama Kayla Marissa. Seorang gadis ceria, pemberani, suka dengan tantangan, bersenjata andalan twitter, suka dengan Dion..eh? Lantas apa buktinya dia mempunyai sifat baik-baik seperti tadi? Ini buktinya.
Ceria
Kayla menghadapi segala masalahnya dengan canda. Masalah cintanya dengan Dion tak dihadapinya dengan kening berkerut tapi penuh humor. Tak segan-segan ia bermesra-mesraan dengan Dion di twitter. Bukan bermesraan secara pribadi karena follower di kelasnya juga asyik menyatroni twitter mereka berdua.
Kayla menghadapi segala masalahnya dengan canda. Masalah cintanya dengan Dion tak dihadapinya dengan kening berkerut tapi penuh humor. Tak segan-segan ia bermesra-mesraan dengan Dion di twitter. Bukan bermesraan secara pribadi karena follower di kelasnya juga asyik menyatroni twitter mereka berdua.
Pemberani
Memangnya berapa gadis yang demen kejar-mengejar copet? Jarang, kan? Kayla melakoninya ketika memergoki seorang pencopet di bazar sekolah. Tanpa berpikir panjang dia mengejar copet sampai menggedor-gedor angkot agar berhenti. Teman-temannya heran, “Kok kamu berani. Emangnya gak takut apa kalau berhadapan dengan pencopetnya?”
Memangnya berapa gadis yang demen kejar-mengejar copet? Jarang, kan? Kayla melakoninya ketika memergoki seorang pencopet di bazar sekolah. Tanpa berpikir panjang dia mengejar copet sampai menggedor-gedor angkot agar berhenti. Teman-temannya heran, “Kok kamu berani. Emangnya gak takut apa kalau berhadapan dengan pencopetnya?”
Suka Tantangan
Wuih. Kalau tantangan mah jangan harap dihindari cewek satu ini. Mulai dari lomba Mading, lomba masak bahkan memikirkan cara agar mading diperhatikan teman-teman sekelasnya atau merayu Robby, sang ketua kelas, dengan menyodorkan Zizi, gebetannya diselesaikan ala Kayla. Hasilnya? Kadang berhasil kadang juga tidak. Tapi yang penting kan usaha.
Wuih. Kalau tantangan mah jangan harap dihindari cewek satu ini. Mulai dari lomba Mading, lomba masak bahkan memikirkan cara agar mading diperhatikan teman-teman sekelasnya atau merayu Robby, sang ketua kelas, dengan menyodorkan Zizi, gebetannya diselesaikan ala Kayla. Hasilnya? Kadang berhasil kadang juga tidak. Tapi yang penting kan usaha.
Gadis ber-twitter
Kayla maniak twitter. Bahkan berbicara dengan Dion di sisinya ia pakai twitter. Nah, lho. Oleh karena itu sudah pasti cewek macam Kayla akan galau super duper kalau pulsa lagi habis daripada mendapat nilai matematika kursi terbalik.
Kayla maniak twitter. Bahkan berbicara dengan Dion di sisinya ia pakai twitter. Nah, lho. Oleh karena itu sudah pasti cewek macam Kayla akan galau super duper kalau pulsa lagi habis daripada mendapat nilai matematika kursi terbalik.
Saya ber-haha-hihi sepanjang membaca kisah Kayla.
Dituturkan dengan sudut pandang orang ketiga dan narator ekstradiegetik
(narator tak terlibat di dalam cerita), kisah hidup bak Lupus
karya Hilman Hariwijaya ini memang bercita rasa remaja, sedikit
berteknologi (memakai media sosial twitter) dan menyorot tindak-tanduk
tokoh dalam menghadapi tantangan dan cara bergaul dengan teman-temannya.
Waktu penceritaan (tense) tampaknya tidak
penting dalam novel ini. Tingkah laku Kayla memang diceritakan lebih
dari satu hari bahkan jelas-jelas ada satu adegan gambaran tingkah laku
Kayla di hari libur. Namun perubahan waktu ini tak berdampak pada
perubahaan karakter. Sejak halaman pertama sampai akhir, Kayla selalu hepi dan ngocol terus.
Alur (pengisahan menurut urutan waktu) dan plot
(pengisahan menurut kausalitas) juga tak penting di novel ini. Menurut
saya hal ini tak masalah karena penciptaan tokoh menggantungkan pada
perilaku (konyol, cuek, ceria, suka plesetan, canda). Sekali lagi, novel
ini menjual tingkah laku Kayla sebagai daya tarik novel.
Karakter Kayla berhasil digambarkan dengan baik. Sangat menghibur. Sayang kebaikannya tak mendapat tantangan dari tokoh antagonis. Kenapa? Sebab ya memang tak ada tokoh antagonis sama sekali. Mulai dari Dion sang gebetan, Robby ketua kelas, Zizi dan guru semua baiiiiik bangeeeet. Kecewa? Jangan! Novel ini memang dibuat untuk menghibur bukan membuat tiga garis di dahi. Novel ini adalah Lupus-nya angkatan 2013. Bedanya, di jaman Lupus tak ada twitter.
Pembaca gaptek, tanpa pernah otak-atik twitter pasti
bingung dengan format penulisan twitter. Saran saya, anda membuat
account twitter dan mencoba twit sana-sini agar memahami twit-twit
Kayla. Anda masih beruntung mempelajari twitter. Sewaktu saya membaca Perhaps karya
Stephanie Zen, saya harus mempelajari BB dan twitter sekaligus. Maklum,
waktu itu saya tidak punya BB dan belum sempat otak-atik twitter.
Tak perlu diragukan lagi, novel ini untuk remaja. Tak
ada kata-kata untuk disensor. Tak ada adegan tak pantas untuk remaja.
Penulis tua yang ingin menulis dunia muda bisa menjadikan novel ini
sebagai bahan studi. Para pembaca kaliber berat novel-novel Mira W,
Marga T, atau Bang Pramoedya Ananta Toer bisa menjadikan novel ini
sebaga jeda waktu sebelum membaca novel kaliber berat lainnya. Dan
terakhir bagi penggemar Lupus: Sudah saatnya membaca dunia gokil dan
cuek di luar Lupus. Selamat membaca.
Judul Buku: Kayla Twitter Kemping
Pengarang: Triani Retno A
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2013
Jumlah Halaman: 146
ISBN: 978-602-02-0788-9
Link Asal
Novel saya ini diresensi oleh Yohanes Octa di blog Octa Cinta Buku. Saya kopas di sini sebagai dokumentasi saya. Terima kasih, yaaa :)
Judul Buku: Kayla Twitter Kemping
Pengarang: Triani Retno A
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2013
Jumlah Halaman: 146
ISBN: 978-602-02-0788-9
Novel saya ini diresensi oleh Yohanes Octa di blog Octa Cinta Buku. Saya kopas di sini sebagai dokumentasi saya. Terima kasih, yaaa :)
No comments
Komentar dimoderasi dulu ya karena banyaknya spam. Terima kasih sudah berkunjung. Semoga mendapat manfaat dari tulisan di blog ini :)