Lex, Max, dan Morin tergabung dalam The Cousins. Mereka berlatih sungguh-sungguh untuk mengikuti Festival Band Pelajar. Namun, mereka membutuhkan pelatih. Datanglah Jovan Aiken. Ia melihat pengumuman lowongan pelatih band itu di Facebook Lex. The Cousins langsung menyukai Jovan. Namun, tidak demikian dengan Vito, sepupu mereka.
Vito tak tahu mengapa ia tak suka pada Jovan. Perasaan itu muncul setelah
batu Quartzred di gelang Morin masuk ke tubuh Vito. Batu itu membuat Vito
memiliki kekuatan super flama elementa. Vito ketakutan melihat tangannya bisa
memunculkan api. Lebih membingungkan lagi, ia mendapat tugas untuk
menyelamatkan Planet Terra. Tak cukup itu, ayah Vito pun diculik oleh anak buah
Jenderal Thrill.
Siapa Jenderal Thrill? Apa hubungannya dengan Jovan Aiken? Mengapa mereka
mengincar batu Quartzred? Mengapa Vito harus menyelamatkan Planet Terra? Dengan
semua masalah itu, masih bisakah The Cousins mengikuti Festival Band Pelajar?
Novel fantasi yang menghibur sekaligus mendebarkan.
Novel Fantasi
Jika saya ditanya
(yaaah, kali aja ada yang mau nanya :D ) apakah saya suka cerita fantasi, jawaban
saya adalah suka dan tidak. Saya tidak suka cerita fantasi tentang putri-putri
kerajaan. Penyebabnya? Entahlah. Tidak suka saja. Semasa SD saya memang melahap
berbagai jenis bacaan, termasuk dongeng putri-putrian seperti Cinderella
dan Snow White.
Namun, itu tak
meninggalkan bekas mendalam, apalagi menjadikan saya penggemar cerita seperti
itu. Bagi saya, lebih asyik membaca berpuluh-puluh jilid serial Nagasastra
Sabuk Inten dan Api di Bukit Manoreh atau novel-novel
serial karya Enid Blyton dan Alfred Hitchcock.
Di sisi lain, saya suka
cerita fantasi yang berbau-bau futuristik (tapi bukan robot-robotan) dan
penjelajahan waktu. (Catat ya, berbau futuristik, bukan berbau bawang. Kalau
berbau bawang, itu pasti buku resep. Saya nggak jago masak, jadi masih sering
membuka buku resep ketika memasak :D ).
Saya lupa kapan
persisnya saya mulai jatuh cinta pada cerita fantasi jenis ini. Yang pasti,
semasa remaja saya tergila-gila pada film Star Trek dan film serial Quantum
Leap. Novel The Cousins: Flama Elementa termasuk kategori ini.
Sedikit Kekurangan
Novel ini sebenarnya
milik anak saya. Namun, sebagai ibu yang baik dan berjiwa muda, saya juga
membaca novel ini. Sebenarnya lebih karena terdorong oleh rasa penasaran.
Gimana sih seorang Dian Onasis yang biasa menulis karya ilmiah di bidang hukum
ini menulis novel anak?
Ternyata saya suka. Logika
ceritanya pun kena. Dibandingkan dengan novel Dian sebelumnya yang saya baca, Odie
dan Rahasia Ransel Biru (2011), saya lebih suka The Cousins. Dan … well,
saya tidak sabar menunggu kelanjutan novel ini (semoga ada kelanjutannya).
Kekurangan novel ini?
Hm… apa, ya? Buku-buku yang saya resensi hanyalah buku yang saya suka dan menurut
saya layak direkomendasikan pada calon pembaca. Oh iyaaa… ada sedikit
kekurangannya. Di halaman 7 tertulis:
…..Lex seperti melihat
sosok patung es yang sedang berjalan. Lex tak menyangka bahwa Vito justru
memalingkan wajah dan melanjutkan kakinya.
Lex gondok. Dia merasa diacuhkan
oleh Vito.
Menilik konteks
kalimatnya, Lex merasa kesal karena Vito bersikap cuek padanya. Di sini ada
salah kaprah penggunaan kata diacuhkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis:
Acuh = peduli;
mengindahkan.
Mengacuhkan =
memedulikan; mengindahkan.
Dengan demikian, kalimat itu seharusnya berbunyi: Lex
gondok. Dia merasa tidak diacuhkan oleh Vito.
Saya yakin, pembaca
cukup bijak dan tak akan batal membeli plus membaca novel keren ini hanya
karena satu kata “acuh” yang salah kaprah.
Judul : The
Cousins, Flama Elementa
Penulis : Dian
Onasis
Penerbit : Pelangi
Indonesia, 2013
Tebal : 150
halaman
Harga : Rp45.000,-
***
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
[Resensi] Kekuatan Super Flama Elementa
4/
5
Oleh
Triani Retno A
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon maaf, komentar dengan link hidup dan broken link akan saya hapus :)