Investasi Amartha #100RibuSejutaPeluang

 Investasi pemodalan online Amartha.

Uang yang terbaik adalah yang berputar, bukan yang diam. Begitu yang pernah saya baca di sebuah artikel.

Secara sederhana berarti uang itu tidak dibiarkan menumpuk di celengan atau disimpan di bawah bantal.

Uang itu harus diputar agar manfaatnya lebih terasa. Bukan hanya terasa bagi si pemilik uang, tetapi juga bisa dirasakan manfaatnya oleh orang lain.

Salah satu cara memutar uang itu dengan melakukan investasi yang menguntungkan. Tidak hanya menguntungkan bagi kita sebagai pemilik uang, tetapi juga bagi orang lain.

Microfinance Lending

Hari Sabtu 24 September kemarin saya mendapat penyegaran ilmu dari Anisa Aprilia (financial planner) dan Shiva Vinneza (PR Manager Amartha).

Acara yang merupakan kerja sama Komunitas ISB dan Amartha ini bertempat di Happy Co Creative, Bandung. Bukan hanya berbagi ilmu agar bijak mengelola keuangan pribadi, tetapi juga tentang microfinance lending.

Microfinance lending adalah pendanaan atau pinjaman pada usaha skala mikro yang memiliki keterbatasan akses ke lembaga keuangan formal.

Pinjam modal ke bank? Hm … tidak semudah itu urusannya, Esmeralda. Para pelaku usaha mikro itu sulit mengakses layanan bank. Jika pun ada, harus memakai jaminan. Sedangkan mereka tidak mempunyai barang berharga untuk dijaminkan.

Memahami adanya kebutuhan pemodalan tersebut, tahun 2010 Amartha hadir untuk ikut serta memodali UMKM. Khususnya usaha mikro yang digerakkan oleh kaum #PerempuanTangguh di pedesaan.


Baca Juga: Ai Ernawati, Terus Berjuang Demi Keluarga


Microfinance Marketplace Fintech

Hah, fintech? Pinjol, maksudnya?

Pinjol memang termasuk fintech (financial technology). Tapi fintech tak hanya pinjol. Masih lebih banyak lagi jasa layanan fintech yang bermanfaat dan sangat membantu dalam aktivitas sehari-hari. Perlu banget nih mengenali fintech agar tak salah memilih.

E-wallet yang kita gunakan untuk belanja-belanja online dan membayar berbagai tagihan (PLN, BPJS, dan sebagainya) secara online adalah produk fintech. Begitu pula dengan bank digital, aplikasi asuransi, aplikasi investasi, dan P2P lending.

Amartha microfinance marketplace fintech.
Shiva Vinneza, "Sejak 2010 Amartha sudah mendanai 1,2 juta mitra."

Nah, Amartha merupakan microfinance marketplace yang menghubungkan pemodal di perkotaan dengan pelaku usaha mikro di pedesaan.

Singkatnya, Amartha mengumpulkan uang dari berbagai pihak dan meminjamkannya pada masyarakat kecil yang membutuhkan modal usaha.

Namun, #Amartha berbeda dengan pinjaman online. Amartha tidak memberikan pinjaman konsumtif. Amartha hanya memberikan pinjaman produktif untuk modal usaha.

Amartha pun selalu memberikan pendampingan serta edukasi keuangan dan digital pada mitra (peminjam). Dengan begitu, masyarakat kecil jadi lebih melek keuangan.

Mereka jadi paham bahwa keuangan harus dikelola agar usaha bisa terus berkembang. Salah satunya dengan memisahkan keuangan pribadi (rumah tangga) dengan keuangan usaha.

Bagaimana jika orang yang diberi pinjaman ini kabur atau tidak kunjung mencicil pinjamannya?

Amartha sudah mengantisipasi hal tersebut dengan menggunakan konsep Grameen Model.

Dalam model ini ada kelompok usaha dan sistem tanggung renteng. Peminjam dalam satu kelompok akan saling mengingatkan untuk melunasi kewajiban. Jika ada satu yang mangkir, maka teman-teman satu kelompoknya wajib membayarkan pinjaman tersebut.

Impact Investing

Dalam menyalurkan dana kepada masyarakat, Amartha menggunakan konsep pendanaan berdampak (impact investing).

Impact investing adalah strategi investasi yang menghasilkan keuntungan sekaligus menciptakan dampak positif untuk sosial dan lingkungan.

Ada tiga sektor yang berpotensi menerima pendanaan berdampak ini, yaitu sektor UMKM perdagangan, sektor gender, dan sektor pertanian.

Coba kita lihat, dampak sosial ekonomi apa saja yang telah dirasakan oleh mitra Amartha.

Dampak ekonomi:

  • 96,6% pendapatannya naik.
  • 95% mampu memenuhi kebutuhan dasar.
  • 94,3% hidup lebih baik dan lebih optimis melihat masa depan.
  • Menyerap 87.000 tenaga kerja informal, 75% di antaranya adalah perempuan.

Dampak sosial:

  • 97,9% mampu menyekolahkan anak-anak, termasuk anak perempuan.
  • 86,6% lebih percaya diri dan dapat mengambil keputusan penting dalam keluarga.
  • 70% memiliki keterampilan baru di bidang keuangan, bisnis, leadership, problem solving, dan pengambilan keputusan.
  • 66% memiliki jejaring relasi dan pertemanan baru.

Ternyata luar biasa sekali dampak positifnya, ya. Luar biasanya lagi, kita bisa menjadi bagian dari perubahan baik tersebut.


Investasi Amartha

Blogger Gathering Bandung
Amartha dan Blogger ISB di Bandung (Foto: ISB)

Bagaimana caranya jika kita ingin berinvestasi dengan menjadi pendana di Amartha?

Sabtu kemarin hal ini menjadi pembahasan menarik antara para blogger ISB dengan pihak Amartha.

Ternyata kita-kita yang tinggal di perkotaan sangat bisa menjadi pendana melalui aplikasi Amartha. Modalnya pun terjangkau. Dengan #100RibuSejutaPeluang terbuka.

Iya, betul. Dengan minimal Rp 100.000 saja kita sudah bisa menjadi investor di Amartha. Bisa memilih siapa yang akan kita danai.

Jika marketplace biasa berisi toko-toko dan produk-produk yang dijual, maka Amartha microfinance marketplace fintech menampilkan profil para perempuan pelaku usaha mikro yang membutuhkan bantuan dana.

Informasi tersebut mencakup namanya siapa, tinggalnya di mana, usaha apa yang akan (atau sedang) dijalankan, dan berapa dana yang dibutuhkan.

Macam-macam usaha yang dijalankan oleh para mitra Amartha ini. Dari usaha tani, warung makan, berjualan pakaian, sampai daur ulang barang bekas.

Kita pun mendapat informasi apakah itu pinjaman pertama atau kedua, ketiga, dan seterusnya.

Jika pinjaman kedua dan seterusnya, kita bisa melihat bagaimana pembayaran cicilan yang sebelumnya. Lancarkah? Lancar tapi kadang-kadang terlambat?

Informasi-informasi tersebut menjadi bahan pertimbangan kita untuk memberikan dana.

Mbak Ica, begitu Anisa Aprilia biasa disapa, mengingatkan agar kita berinvestasi sesuai dengan profil risiko masing-masing. Profil risiko ini ada tiga macam.

  1. Tipe Konservatif. Tipe ini selalu khawatir dan panik jika modal berkurang. Untuk orang dengan tipe ini sebaiknya memilih investasi berisiko rendah.
  2. Tipe Moderat. Tipe ini mau menerima risiko investasi, tapi masih deg-degan melihat fluktuasi harga. Untuk tipe ini, pilih investasi yang risiko dan keuntungannya seimbang.
  3. Tipe Agresif. Tipe ini paling berani dalam berinvestasi. Ia menyukai risiko dan dapat menerima fluktuasi harga. Investasi high risk high return cocok untuk orang dengan tipe agresif.

Saya? Hehe … masih konsisten di moderat sejak dulu.

Anisa Aprilia, financial planner consultant
Anisa Aprilia, "Kenali profil risiko sebelum berinvestasi." (Foto: ISB)

Selain tentang profil risiko, Mbak Ica juga mengingatkan agar kita mempertimbangkan 4 hal berikut ketika hendak menanam uang di microfinance marketplace.

  1. Terdaftar di OJK dan memiliki izin usaha.
  2. TKB90 minimal 90%
  3. Transparansi mengenai sistem credit scoring, informasi peminjam, tujuan meminjam, dan sebagainya.
  4. Pilih microfinance marketplace yang memiliki mitigasi risiko.

Kabar baiknya, keempat poin tersebut ada pada Amartha. Bahkan, pada tahun 2020 TKB90 Amartha mencapai 99,68%.

Btw, TKB90 adalah tingkat keberhasilan penyelenggara P2P lending dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam-meminjam dalam jangka waktu 90 hari sejak jatuh tempo. Semakin besar persentasenya berarti semakin baik.

Indonesian Social Blogpreneur Community
Blogger ISB di Bandung dan Amartha.

UMKM Bangkit

Di satu sisi ada keinginan untuk memutar uang yang dimiliki agar berkembang dengan menanamkannya pada investasi yang menguntungkan. Di sisi lain ada keinginan untuk membantu sesama dan menyejahterakan masyarakat.

Di Amartha kita bisa melakukan kedua hal tersebut sekaligus. Berinvestasi sekaligus memodali para perempuan pedesaan dalam menjalankan usaha mikro. #AyoModalinUMKM


Salam,

Triani Retno A

3 komentar

  1. Menarik banget ini konsepnya Amartha Mbak. Membantu menyejahterakan masyarakat sekaligus berinvestasi. Jadi penasaran untuk browsing di marketplace-nya. Makasih infonya ya Mbak.

    BalasHapus
  2. Sebagai pedagang Saya sangat setuju dengan kalimat ini kak Uang yang terbaik adalah yang berputar, bukan yang diam. Tapi sebagai blogger Saya menikmati uang diam Saya dari hasil ngeblog hihihi

    BalasHapus

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.