Berinvestasi sering terdengar seperti sesuatu yang rumit. Penuh dengan istilah asing, grafik naik turun, dan risiko yang menakutkan.
Tidak heran jika banyak pemula merasa ragu, bahkan takut untuk memulai. Apalagi jika sebelumnya sama sekali tidak memiliki bekal ilmu ekonomi dan keuangan.
Duh, ini harus bagaimana memulainya? Bagaimana kalau nanti rugi dan uang malah hilang?
Rasa ragu itu wajar, terutama ketika pengetahuan tentang investasi masih terbatas dan pengalaman pun belum ada.
Membangun Rasa Percaya Diri
Kunci utama agar bisa melangkah ke dunia investasi adalah percaya diri dan mau belajar. Bukan merasa paling pintar, melainkan yakin bahwa kita mampu belajar dan mengambil keputusan secara bertahap.Berikut ini langkah-langkah untuk membangun rasa percaya diri dalam berinvestasi:
1. Memahami bahwa ragu adalah hal yang normal
Langkah pertama adalah menerima kenyataan bahwa semua investor pernah berada di posisi pemula.Tidak ada investor sukses yang langsung ahli sejak awal. Mereka juga pernah bingung membedakan saham dan reksa dana, takut rugi, serta khawatir salah memilih instrumen.
2. Mulai dari tujuan, bukan dari produknya
Banyak pemula langsung pusing karena terlalu fokus pada produk investasi: saham apa yang bagus, kripto mana yang naik, atau reksa dana mana yang paling cuan.Padahal, kepercayaan diri akan lebih mudah tumbuh jika kita memulai dari tujuan. Tanyakan pada diri sendiri: untuk apa saya berinvestasi? Untuk dana pensiun, biaya pendidikan anak, membeli rumah, atau sekadar agar nilai uang tidak kelelep dimakan inflasi?
Tujuan yang jelas akan membantu kita memilih instrumen investasi yang sesuai.
3. Meningkatkan pengetahuan
Rasa tidak percaya diri sering muncul karena merasa tidak tahu apa-apa. Solusinya adalah konsisten menambah pengetahuan secara bertahap.Ini bisa dilakukan dengan membaca artikel keuangan, menonton video edukasi (ada banyak sekali di YouTube), mendengarkan podcast, atau mengikuti webinar gratis tentang investasi.
Pada tahap awal, tidak perlu ngoyo memahami analisis yang rumit. Cukup pahami konsep dasar investasi seperti risiko, imbal hasil, jangka waktu, dan diversifikasi.
4. Tidak membandingkan diri dengan investor lain
Media sosial sering membuat pemula merasa minder. Melihat orang lain memamerkan keuntungan besar bisa menimbulkan perasaan “saya kok ketinggalan jauh”.Padahal, kondisi finansial, tujuan, dan toleransi risiko setiap orang berbeda. Membandingkan diri dengan orang lain justru akan mengikis kepercayaan diri.
Fokus saja pada perjalanan kita sendiri. Seperti halnya menikah, investasi bukan lomba lari cepat, melainkan maraton jangka panjang.
5. Mulai dengan nominal kecil
Salah satu cara paling efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri adalah dengan langsung praktik, tetapi dalam skala kecil.Banyak instrumen investasi bisa dimulai dengan modal yang terjangkau. Nominalnya kecil, risiko kerugiannya pun lebih ringan.
Secara bertahap kita belajar mengelola emosi, memahami pergerakan pasar, dan mengevaluasi keputusan. Pengalaman nyata sering kali jauh lebih berharga daripada teori.
6. Mengenali profil risiko
![]() |
| Investasi dapat dipelajari. |
Percaya diri bukan berarti berani mengambil risiko besar tanpa perhitungan, tetapi karena memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Mengenali profil risiko akan membantu kita memilih instrumen yang sesuai. Secara umum, ada tiga profil diri seorang investor, yaitu konvensional, moderat, dan agresif.
Kalau kita termasuk yang gampang panik dan tidak berani menanggung risiko keuangan, berarti kita termasuk tipe konvensional. Tipe ini lebih cocok dengan jenis investasi yang tenang seperti deposito, walaupun imbal hasilnya juga relatif kecil.
7. Menerima kemungkinan rugi sebagai bagian dari investasi
Takut rugi adalah salah satu penghambat terbesar dalam membangun rasa percaya diri dalam berinvestasi. Setiap jenis inevstasi memiliki risiko, termasuk risiko mengalami kerugian.Penting untuk memahami bahwa kerugian melulu berarti kegagalan, melainkan juga bahan pembelajaran.
Dengan sudut pandang ini, kita dapat melihat kerugian sebagai sebagai proses menuju pemahaman yang lebih baik.
Baca Juga: Investasi untuk Masa Depan
8. Membangun kebiasaan, bukan hasil instan
Kepercayaan diri dalam berinvestasi tidak muncul dalam semalam, tetapi tumbuh dari kebiasaan yang dilakukan secara konsisten. Fokus pada proses, bukan hasil yang serba instan.Di platform XTB, setiap investor (termasuk yang masih pemula dan nol pengalaman) dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi.
XTB atau lengkapnya PT XTB Indonesia Berjangka merupakan perushaan layanan investasi yang dapat diakses melalui Android dan iOS. Perusahaan ini sudah memiliki izin legal dari BAPPEBTI, OJK, dan Bank Indonesia
Penutup
Memulai investasi memang membutuhkan keberanian dan rasa percaya diri. Kepercayaan diri lahir dari kesadaran bahwa kita sedang belajar, berproses, dan terus berkembang.Dengan tujuan yang jelas, pengetahuan yang bertahap, pengalaman nyata, serta sikap yang realistis terhadap risiko, kita bisa melangkah ke dunia investasi dengan lebih tenang.





Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.