Siap Berjuang di PPDB Jalur Akademik




Berjuang di PPDB Jabar Jalur Akademik

Berjuang di PPDB Jabar

Pendaftaran ke SMA Negeri di Jawa Barat melalui jalur non-akademis sudah selesai. Sekarang, saatnya bersiap-siap untuk PPDB jalur akademik. 

Yang tidak diterima melalui jalur non-akademik pun berkesempatan mendaftar dan bersaing di jalur akademik ini.

Tentang pengalaman saya mendaftarkan anak melalui jalur prestasi bisa dibaca di artikel Berburu SMA Negeri di PPDB Jawa Barat.

Sekolah asal (dalam hal ini SMP) memang sudah melakukan sosialisasi pendaftaran. Tapi tak sedikit orangtua yang masih bertanya-tanya. 

Repotnya, tak tahu mesti bertanya ke mana karena akun-akun media sosial PPDB Jabar tidak berfungsi. Masa mesti bertanya pada tongsis yang bergoyang?


Web PPDB Jabar

Meski PPDB SMA di Jawa Barat tahun 2017 ini online, tetapi sampai tanggal 29 Juni web tidak bisa dibuka karena sedang dalam perbaikan.

Hari ini (30 Juni 2017), web bisa dibuka, tetapi sedikit sekali informasi yang bisa diakses.
Duh, bikin gregetan aja.

Berprasangka baik saja, maintenance ini supaya server PPDB Jabar tidak pingsan seperti ketika pendaftaran jalur non-akademik kemarin (6-10 Juni). Apalagi jumlah pendaftar di jalur akademik ini akan jauh lebih banyak.


Web PPDB Jabar
Web PPDB Jabar pada tanggal 29 Juni 2017.


Kuota Jalur Akademik

Pendaftar di jalur akademik memiliki kuota sebesar 60% dari total siswa yang diterima. 

Di juknis yang saya unduh tanggal 5 Juni disebutkan bahwa pendaftaran online di jalur akademik ini cukup dengan memasukkan nomor UN dan NISN, kemudian mengunggah surat tanggung jawab mutlak orangtua. (Berkas yang mesti diunggah lebih sedikit daripada pendaftar jalur non-akademis).

 #Update: Pada tanggal 2 Juli 2017 (H-1 pendaftaran) pukul 12.13.04, ada informasi baru di web PPDB Jabar. Informasi tersebut menyatakan bahwa pendaftaran dilakukan langsung di sekolah yang menjadi pilihan 1. Pendaftar tidak bisa mendaftar langsung di web PPDB Jabar.

Eumh... perubahan peraturan ini apa karena server PPDB Jabar masih tidak cukup kuat, ya? Tapi memang lebih baik begini, sih, daripada memaksakan online padahal belum sanggup (yang ujung-ujungnya bikin para pendaftar mules, stres, dan nggak bisa tidur pules 😎)

Dalam sosialisasi PPDB SMA yang saya ikuti di sekolah putri saya (di Bandung), setiap pendaftar memiliki dua pilihan SMA Negeri. Pilihan 1 bisa SMA mana saja di Jawa Barat. Pilihan 2 harus SMA terdekat dari rumah.

Kalau dari luar Jawa Barat boleh daftar di PPDB Jawa Barat? Boleeeh. Ada jatah 5% untuk pendaftar dari luar Jawa Barat.

Terkait pendaftaran peserta didik baru ini saya tulis juga dalam artikel Kisruh PPDB SMP di Bandung serta PPDB dan Sistem Zonasi.


Pertanyaan Sekitar PPDB

Sepengamatan saya, ada beberapa pertanyaan yang sering muncul dari para calon pendaftar−baik murid maupun siswa−berkaitan dengan pendaftaran ini. 


1. Bisa lihat passing grade di mana?

Passing grade (PG) terkini dari sekolah yang kita tuju BARU AKAN MUNCUL jika sudah banyak yang mendaftar. 

Para pendaftar itu kan membawa (mengunggah) nilai UN. Nilai UN dari ratusan pendaftar itu dirangking oleh sistem, dari yang terbesar hingga terkecil. Yang terkecil itulah yang menjadi PG.

Kalau pendaftaran saja belum dimulai, ya belum ada PG terkini.

                            
2. Kalau tidak ada PG, nanti jadi seperti masuk jebakan Batman. Kita kan nggak tahu berapa PG di sekolah yang kita tuju.

Iya. Tapi nggak seperti jebakan Batman juga, kok. Kita bisa berpatokan pada PG tahun sebelumnya (dalam hal ini, tahun 2016). Memang tidak akan sama persis. Ini hanya untuk ancer-ancer. Untuk gambaran. 

PG di suatu SMA bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, tergantung pada jumlah pendaftar dan NUN para pendaftar tersebut.

Di Bandung Raya (Kodya Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi), nilai UN SMP tahun 2017 berada pada kisaran berikut ini.


Nilai Ujian Nasional SMP
Saya dapat tabel ini dari guru bimbel putri saya di SSC.


Saya nggak jago statistik. Kalau saya yang baca tabel ini, bunyinya begini: "Jangan marahi anak jika NUN-nya hanya 28 koma sekian meski itu jauh di bawah target. Di Kodya Bandung hanya 20,5% yang berada di atas 28. Di Kabupaten Bandung malah hanya 5,5% yang di atas 28."

Hooo...kenapa bisa ambruk berjamaah begitu ya nilai UN SMP di Bandung? #TanyaKenapa #JawablahWahaiTongsisyangBergoyang



3. Cara mendaftarnya gimana, sih?

#Update: Berdasarkan peraturan terkini yang diunggah di web PPDB Jabar tanggal 2 Juli 2017, alur pendaftaran di jalur akademik menjadi seperti ini (berbeda dengan skema alur yang sebelumnya diunggah).


Jalur Akademik PPDB
Jalur akademik (1)

Alur pendaftaran SMA
Jalur akademik (2) Sumber: http://ppdb.jabarprov.go.id/sma.html. Di-capture tanggal  3 Juli 2017.


Tips Mendaftar di Jalur Akademik

Sedikit tips dari saya untuk para calon pendaftar PPDB Jalur Akademik.

1. Buang jauh-jauh pemikiran bahwa daftar duluan = diterima duluan.

Ini bukan membeli karcis buat nonton film di bioskop atau tiket kereta api buat mudik. Mendaftar duluan pun kalau NUN-nya kecil ya bisa tersingkir dari SMA yang dipilih. 

Sebaliknya, mendaftar pada saat terakhir pun kalau NUN-nya besar, ya besar kemungkinan juga akan diterima.


2. Siapkan berkas-berkas.

Bawa berkas-berkas yang dibutuhkan: SKHUN Sementara (atau Tanda Lulus), Surat Tanggung Jawab Mutlak Orang Tua, Kartu Keluarga (asli dan fotokopi), dan Kartu UN (asli dan fotokopi). 

Pastikan sudah dibawa lengkap, ya, biar nggak bolak-balik.

Ini berbeda dengan pendaftaran jalur non-akademis bulan lalu yang berkas-berkasnya harus di-scan. #Update Tapi kalau mau antisipasi, bawa saja flashdisk berisi berkas-berkas yang sudah di-scan.


3. Jarak tempuh.

Jarak dari rumah ke sekolah mempunyai poin tersendiri yang akan ditambahkan pada NUN. Makin dekat jaraknya, makin besar poinnya.

Namun, tak perlu repot mengukur jarak dari rumah ke sekolah. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan koordinat longitude dan latitude pada Google Maps (diklik ketika mengisi formulir pendaftaran online). 

Dengan begitu, tidak bisa mengaku-aku jarak 2 killometer padahal sebenarnya 4 kilometer.

Oya, alamat ini adalah alamat yang tertera di KK dan KTP, serta telah berusia  mininimal enam bulan.



4. Memantau pergerakan PG.

Idealnya menurut saya, sih, pergerakan PG ini bisa dipantau secara online sejak hari pertama pendaftaran. 

Dengan pemantauan ini, orangtua (dan anaknya) bisa mengatur strategi. 

FYI, kalau masih ingat pada PPDB SMA di Bandung tahun 2015, sampai beberapa hari pendaftaran, sekolah favorit SMA Negeri 3 Bandung, mencatat PG terendah. 

Namun, setelah PPDB usai dan hasilnya keluar, PG di SMA 3 Bandung ternyata tetap yang paling tinggi di Bandung. 

Artinya? Artinya, banyak orangtua memilih mendaftar pada saat terakhir sambil menghitung peluang untuk diterima. Jika sudah jelas-jelas tak terjangkau, bisa langsung memilih SMA lain.

Tentu saja, mendaftar pada injury time juga punya risiko sendiri. Yang paling mungkin adalah terjadi penumpukan pendaftar dan waktu pendaftaran keburu habis sebelum kita sempat mendaftar.


5. Pikirkan baik-baik sebelum menentukan pilihan.

Jika sudah mendaftar, tidak bisa lagi mengubah pilihan yang dituju. Jadi, pikirkan baik-baik ya.


Selamat berjuang secara halal untuk mendapatkan bangku SMA Negeri melalui PPDB Jalur Akademik.


Salam, 

Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
www.trianiretno.com

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.