Jika Tulisan Ditolak

Kenapa tulisan ditolak?

Berani mengirim sebuah tulisan ke media massa, berarti harus siap dengan risikonya: dimuat atau ditolak.

Sepertinya tidak ada yang tidak siap jika tulisannya dimuat. Dapat honor, pula. Asik, kan?

Tapi kalau ditolak?

Beberapa media dengan baik hati mengembalikan naskah yang ditolak (kalau disertakan prangko balasan) plus komentar kenapa ditolak. Tapi ada juga yang hanya mengembalikan begitu saja atau malah tidak memberi kabar apa-apa.

Bagaimana kalau naskah kita ditolak?

Tenang saja. Jangan putus asa apalagi bunuh diri. Naskah yang ditolak belum tentu berarti bagus... eh... jelek.

Kenapa Naskah Ditolak? 

Menjadi penulis cerpen, penulis artikel, penulis novel, atau penulis buku lainnya butuh proses. Salah satu yang sering terjadi dalam proses itu adalah naskah kita ditolak.

Suatu naskah bisa jadi ditolak karena:

  1. Memang nggak bagus. Butuh kebesaran hati nih buat mengakui hal ini. :)
  2. Bagus tapi nggak sesuai dengan yang diinginkan media. Misalnya kita kirim naskah cerita anak-anak ke majalah HAI. Atau mengirimkan naskah komik ke penerbit buku-buku kuliahan. Nggak banget, deh.
  3. Momennya nggak tepat aja. Tulisan yang kita kirim udah out of date alias jadul banget. Udah nggak relevan lagi.
  4. Tulisan yang sejenis dengan punya kita udah pernah dimuat. Jadi, biarpun bagus, nggak dulu kali, ya. Ntar pembaca malah bosan.
  5. Mood editornya lagi nggak klop sama kita. Mood? Iya. Bagaimanapun, unsur subjektivitas tetap punya peranan.

Jadi, jangan takut ditolak. Pasti ada media yang mau memuat tulisan kita.
Jangan lupa baca bismillah. Setelah itu, go on!

Biar makin semangat nulis, baca blogpost yang ini ya 😊


Salam,

Triani Retno A

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.