Behind The Story Dari Do It Menjadi Duit


proses kreatif buku dari do it menjadi duit

Dari Do It Menjadi Duit ini salah satu bukuku yang memerlukan waktu panjang dalam penggarapannya.

Berawal  ketika aku menulis buku Tajir Selagi Muda. Di buku itu, salah satu narasumberku adalah Ibu Yanty Isa.

Beliau adalah pemilik PT Red Crispy International dan PT Magfood Inovasi Pangan. Beliau juga mempunyai jaringan Red Crispy dan Red Amazy (franchise. Sudah lebih dari 300 outlet di Indonesia).

Ternyata, Bu Yanty suka dengan gaya penulisanku yang ngepop dan meremaja. Beliau mengajak aku menulis buku sejenis berdasarkan pengalaman Bu Yanty. Sebagai penulis rindu order, tawaran ini sangat menarik dan pantang dilewatkan.

Awal 2007, mulailah proses penulisan. Dengan penuh semangat Bu Yanty mengirimkan segepok bahan padaku.

Kendala dalam Menulis

Kendala muncul. Kehamilanku makin besar dan Bu Yanty bilang, "Aduuuh...saya nggak berani macam-macam nih sama orang hamil...."

Jadi, ditunda lah sampai aku melahirkan. Setelah melahirkan, nulis lagi? Mana bisa! Punya bayi kecil... ketika waktu terbolak-balik, mana bisa menulis?

Pada saat yang bersamaan, Bu Yanty pun pergi umrah, lalu tenggelam dalam kesibukannya. Lalu, aku juga pindahan dari Bogor ke Bandung.
Proses kreatif menulis buku-bukuku yang lain bisa dibaca di blogpost ini.
Pertengahan 2008, tiba-tiba kami sama-sama teringat kalau ada proyek yang belum selesai. Tancap gas lagi. 

Lagi-lagi, Bu Yanty mengirimkan segepok bahan untuk dibaca dan dipelajari dengan saksama.


Mencari Penerbit yang Cocok

Dalam proses penyelesaian, aku mulai menghubungi beberapa penerbit untuk menawarkan naskah itu. Sayang, tidak ada yang berminat. Ah, sudahlah. Selesaikan saja dulu.

Desember 2008. Akhirnya selesai juga. Kebetulan, pertengahan bulan itu aku diundang ke Jakarta oleh Gramedia untuk pengumuman pemenang Lomba Cerita Konyol 2008. Aku kan menjadi satu dari lima nomine. 

Naskah itu pun kubawa-bawa. Kali aja berminat.Editor yang ngobrol denganku saat itu bilang, "Coba tawarkan ke bagian nonfiksi."

Ternyata bagiannya beda, yaaa.... *culun mode on*

Awal 2009, naskah itu baru kukirim ke Gramedia. Awalnya tidak pede. Lha... waktu masih setengah jadi saja sudah ditolak sama beberapa penerbit lain. 

Kalau ditolak lagi? Ya... cari lagi. Salah satu tugasku dalam surat perjanjian dengan Bu Yanty kan mencari penerbit yang mau menerbitkan buku itu.

Tiga bulan lewat satu minggu kemudian, ada telepon dari Gramedia. Naskah Dari Do It Menjadi Duit disetujui untuk terbit. Segera kirimkan softcopy, kelengkapan lain, NPWP, dll.

Tidak ada perubahan judul. Tidak ada bagian yang dibuang karena dianggap bertele-tele dan cuma bakal menambah ketebalan. Hanya ada sedikiiiiit koreksi bahasa.
Tentang kirim naskah ke penerbit, baca juga tulisan berikut ya:
Akhir Agustus 2009. Dari Do It Menjadi Duit pun terbit. Pihak marketing Gramedia pun beberapa kali menelepon, mengatur jadwal untuk talkshow di radio. Bulan Oktober 2009, buku ini cetak ulang. Alhamdulillah.


Aku Bukan Pengusaha

Ada yang bertanya, apa aku pengusaha?

Bukan. Saat ini aku bukan pengusaha. Aku penulis. Kalau mengikuti cashflow quadrant nya Kiyosaki, aku berada di kuadran Self Employed. Orang yang bekerja untuk diri sendiri. Aku bukan orang kantoran, bukan orang yang dapat gaji tiap bulannya. Self Employed.

Tahu Jack Canfield dan Mark Victor Hansen, penulis serial motivasi Chicken Soup? Sang motivator dan trainer adalah Canfield. Hansen adalah penulis yang digandeng oleh Canfield untuk menuliskan Chicken Soup.

Aku pun demikian. Aku penulis yang digandeng oleh Yanty Isa yang pengusaha untuk menuliskan pemikiran dan pengalamannya. Menjadi co-writer. Menyenangkan, lho, menjadi co-writer itu.

Banyak hal di luar sana yang harus dituliskan, tapi tak semua orang bisa menuliskannya.

Menjadi co-writer itu juga....
  • Memotivasi diri sendiri.
  • Jadi banyak tahu karena harus baca setumpuk buku referensi (sampai-sampai editorku nanya, "Berapa banyak, sih, penulis novel yang baca buku Kiyosaki?" Waduuuh...! Nggak tau.)
  • Jadi tau kalau ternyata aku dan Ibu Yanty Isa itu pernah sama-sama bersekolah di SMAN 3 Bandung. Bu Yanty angkatan '86 dan aku angkatan '93.  salah satu berkah menulis, dapat menyambung silaturahmi

Salam,

Triani Retno A

Penulis buku anak
Penulis novel
Editor Indonesia
Blogger Indonesia
Blogger Bandung

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.