Ponsel Ramah Anak
Dari dulu sampai sekarang, dalam urusan ponsel saya tetap sama: REWEL. Entah untuk ponsel yang saya pakai sendiri atau yang untuk dipakai oleh anak saya.Kalau untuk saya pribadi, kerewelan itu hanya pada harga dan fitur. Biasa dong emak-emak, maunya yang kualitas bagus tapi harga ekonomis. Hehehe….
Kalau untuk anak-anak, penyebab kerewelan itu lebih panjang: harga, fitur, manfaatnya buat anak, dan keamanan.
Seberapa bermanfaatnya, sih, ponsel pintar yang ramah anak? Aman nggak sih anak seumur dia bawa ponsel sendiri?
Setelah timbang sana timbang sini, akhirnya saya putuskan untuk mengizinkannya membeli ponsel. Namun, setelah dia duduk di kelas lima daaaan… dia harus menabung uang sakunya untuk keperluan itu.
Dengan ponsel begitu saja dia sudah girang. Sudah tidak jadi makhluk asing di tengah teman-temannya yang memiliki ponsel.
Yup, ponsel sederhana itu menjadi andalannya sebagai wartawan cilik untuk merekam obrolan dengan narasumber.
Sekadar Ponsel Tak Lagi Cukup
Pasalnya, yang diinginkan si Kakak sekarang adalah ponsel pintar yang terkoneksi ke internet. A
duh, anak kelas enam SD pegang ponsel pintar sendiri? Berbagai bayangan negatif langsung menyerbu saya yang mungkin kebanyakan menyimak berita di TV dan internet.
![]() |
Sisi negatif jika anak memiliki ponsel pintar |
Duuuh…paranoid sekali rasanya. Masih dibalut rasa paranoid, saya coba menggunakan akal sehat.
![]() |
Sisi positif jika anak memiliki ponsel pintar |
Suka tidak suka, itu harus saya terima. Tinggal bagaimana saya sebagai orangtua mengarahkan dan mendampinginya.
![]() |
Anak-anak dan gadget. |
Si Kakak banyak menggunakan ponselnya untuk bergaul di medsos dan browsing. Tugas saya mengawasi, menjaga komunikasi dengannya, dan berdoa supaya dia tidak kebablasan dalam menggunakan ponsel pintarnya.
Untunglah, dia tetap senang bergaul dengan teman-teman sekolahnya, tetap senang membaca buku, dan tetap menulis. Lebih lanjut saya tulis dalam artikel Berliterasi Sejak dari Rumah.
![]() |
Tetap suka membaca di tengah serbuan gadget |
Ponsel Pintar yang Ramah Anak
![]() |
Acer Liquid Z320 |
![]() |
Kids Center pada Acer Liquid Z320 |
1. Mengatur situs web yang boleh dikunjungi oleh anak.
Huuuft. Lega banget, deh. Anak-anak jadi
terhindar dari situs-situs yang tak layak mereka datangi. Serem banget kan, ya,
kalau anak-anak kita sampai membuka situs yang berbau pornografi atau sadis.
Orangtua tetap perlu menerapkan budaya sensor mandiri sebagai bentuk kepedulian terhadap anak.
2. Mengatur waktu anak untuk bermain dengan ponsel pintar.
Dengan pengaturan ini, anak-anak tidak
akan main game atau berselancar sampai lupa waktu. Orangtua
yang agak pelupa seperti saya juga akan terbantu banget. “Main game-nya
15 menit aja yaaa!”
Tapi karena sama-sama lupa, yang 15 menit itu bisa mulur jadi setengah jam,
bahkan lebih. Nah, dengan Acer Liquid Z320 tidak perlu lagi ada kejadian
seperti ini.
Orangua juga akan mendapat laporan penggunaan lho. Jadi, kita bisa tahu apa saja yang dibuka oleh anak dan berapa digunakannya.
3. Mengatur agar anak tidak bisa membeli aplikasi baru tanpa izin orangtua.
Penting, nih, supaya kartu kredit orangtua nggak jebol atau pulsa mendadak nol karena anak asyik belanja aplikasi atau mengunduh ini-itu yang berbayar tanpa menyadari konsekuensinya.
Jadi nggak perlu lagi rewel mengingatkan, “Main game yang yang gratis aja, ya. Jangan yang pake bayar!”
![]() |
Menu belajar di Kids Center. |
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih sudah berkunjung. Semoga mendapat manfaat dari tulisan di blog ini.