7 Penyebab Naskah Ditolak



7 Penyebab Naskah Ditolak

Melihat cerpen dimuat di majalah atau koran, melihat buku terpajang di rak toko buku, rasanya menjadi impian semua orang yang mengaku suka menulis

Namun, kenyataannya tak semudah itu. Naskah yang ditulis dengan susah payah itu sering kembali dengan status DITOLAK.

Rasa sedih dan kesal pun muncul. Kenapa bisa ditolak? Tulisan itu yang buruk atau selera redaksinya yang jelek? Atau karena masih berstatus sebagai pemula yang belum punya karya sehingga hanya mendapat penolakan?

Penulis pemula? Silakan baca ini ya: 


Pertama-tama, hapus anggapan bahwa sebuah karya ditolak karena penulisnya masih pemula. Semua naskah memiliki kesempatan yang sama untuk diterima dan ditolak.

Kedua, ketahui 7 penyebab naskah ditolak.


Penyebab Naskah Ditolak

Ada beberapa hal yang menyebabkan sebuah naskah ditolak oleh penerbit, dinilai tidak layak dimuat atau diterbitkan.


1. Segmennya berbeda.

Kenali segmen pembaca naskah kita dan segmen yang dituju oleh penerbit. 

Sebagus apa pun naskah novel fantasi yang melibatkan kekuatan sihir, benda ajaib, dan dewa-dewa, pasti akan ditolak oleh penerbit yang memberi batasan tegas tentang sebuah naskah fantasi.
 
syarat kirim naskah ke penerbit
Perhatikan syarat pengiriman naskah.

2. Tidak sesuai tren.

Boleh-boleh saja menulis yang berbeda dengan tren. Sah-sah saja berniat membuat tren baru. Namun, sah-sah pula jika penerbit menolak naskah yang tidak sesuai tren. Penerbit pasti berharap mendapat keuntungan dari menerbitkan naskah.

Mesti diakui bahwa naskah yang sesuai dengan tren lebih mempunyai peluang untuk diterima oleh pasar.


3. Tema dan penggarapan itu-itu saja.

Naskah pun bisa ditolak jika temanya sudah banyak digarap oleh penulis lain dan karya mereka lebih bagus. 

Lebih parah lagi kalau temanya sudah umum dan penggarapannya pun tak memiliki keistimewaan atau diferensiasi dengan karya penulis lain.

Di sisi lain, tema yang sebenarnya klise masih berpeluang untuk diterima jika digarap dengan sudut pandang, konflik, penokohan, atau gaya yang berbeda. 

Tema cinta sudah dibahas sejak berabad-abad yang lalu. Namun, buku-buku bertema cinta masih saja terbit dan laku.

Beberapa tips untuk para penulis:

4. Kehabisan kuota.

Setiap penerbit punya kebijakan sendiri tentang berapa banyak naskah yang akan diterbitkan dalam satu bulan atau satu tahun, serta seperti apa jenisnya.

Jika kuota untuk satu tahun itu sudah penuh, naskah yang masuk bisa ditolak. Kalaupun diterima, akan dimasukkan ke kuota tahun berikutnya atau berikutnya lagi.


5. Tidak bernilai jual.

Penerbit tentu ingin mendapatkan keuntungan dari menerbitkan sebuah buku. Mana ada, sih, penerbit yang mau rugi atau sekadar kerja bakti? 

Akibatnya, naskah yang dianggap tidak bernilai jual akan ditolak. Namun, penilaian satu penerbit dengan penerbit lainnya bisa saja berbeda. 

Dinilai tidak punya nilai jual di Penerbit X, bisa saja dilihat bernilai jual tinggi di Penerbit Y. Contohnya novel Harry Potter.


6. Masalah teknis.

Masalah teknis yang sering dianggap sepele oleh sebagian penulis ternyata bisa mengakibatkan naskah ditolak. 

Termasuk dalam masalah teknis ini antara lain tebal halaman, penggunaan huruf dan spasi, pemakaian huruf besar dan huruf kecil, penggunaan bahasa, penggunaan tanda baca, dan keterbacaan naskah. 

Naskah dengan kalimat-kalimat njelimet dan susah dipahami maksudnya lebih berpeluang ditolak. Begitu juga naskah yang ditulis dengan bahasa alay atau bahasa ala SMS.


7. Memang tidak bagus.

Meski berat, harus diakui bahwa naskah bisa saja ditolak karena memang tidak bagus.



Pelajari Lagi

Pelajari apa penyebab naskahmu ditolak. Kalau karena segmennya tidak cocok naskah tersebut bisa dikirimkan ke penerbit lain yang segmennya lebih cocok.

Kalau ditolak karena kuota sudah penuh, naskah bisa dikirim lagi ke penerbit lain yang masih mencari naskah.

Kalau ditolak karena penggunaan bahasa yang njelimet sehingga tak bisa dipahami, perbaikilah. Ada baiknya menggunakan jasa editor lepas untuk memoles naskah tersebut. 

Kalau ditolak karena naskah itu memang tidak bagus, belajar lagi. Kalau perlu, ikutlah kelas menulis online atau tatap muka. Belajarlah menulis pada ahlinya

Menggunakan jasa editor lepas dan ikut kelas menulis membutuhkan biaya. Jadi, siapkan dana untuk itu, ya. 


Salam,


Triani Retno A
Penulis Buku, Novelis, Editor Freelance

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.