Pernah kalap nggak ketika
melihat tas anak sekolah yang dijual di toko-toko? Nggak? Yaah… kok nggak, sih?
Saya mah sering.
Hehe… Gitu, deh. Saya
sering nggak tahan untuk nggak berkomentar, “Keren banget tasnyaaa…” ketika
melihat tas-tas sekolah. Betah deh mengamati satu per satu.
Mungkiiiin… ini semacam
dendam masa lalu. Zaman sekolah, saya nggak pernah punya tas cantik-cantik.
Tas sekolah saya biasanya lungsuran dari kakak-kakak (nasib anak bungsu) atau malah tas jatah ortu yang dua-duanya tentara.
Tas sekolah saya biasanya lungsuran dari kakak-kakak (nasib anak bungsu) atau malah tas jatah ortu yang dua-duanya tentara.
Tas jatah itu keren juga
sih. Berbentuk ransel atau tas selempang. Warna dan motifnya ya…hijau loreng khas tentara.
Jadilah saya berpenampilan
kontras. Secara fisik girlie banget
lengkap dengan rambut panjang dikuncir dan berpita cantik tapi menyandang ransel belel
atau tas loreng yang gagah. Hehe….
Pengennya begitu siiih.
Tapiii… seringnya tidak jadi beli. Sering saya sukaaa banget sama sebuah
Setelah punya anak, rasanya pengen balas dendam dengan membelikan mereka tas anak sekolah yang cantik, trendi, dan kekinian. tas
anak sekolah dan berusaha memengaruhi mereka. Eh, jawaban mereka malah begini,
“Ya udah, Mami aja yang
pake.”
“Aku nggak suka, Mi. Beda
selera boleh, kan?”
Astaga! Tiba-tiba saya
merasa kalah dewasa dibandingkan mereka.
Meski anak-anak nggak
peduli tren, bukan berarti urusan membeli tas anak sekolah selesai semudah itu.
Yah, namanya juga
anak-anak. Kadang-kadang yang mereka inginkan nggak sesuai dengan kebutuhan.
Dan saya, namanya juga
orangtua. Kadang-kadang yang saya pilihkan nggak sesuai dengan keinginan
mereka. Hehe… Solusinya memang harus rembukan dulu sampai tercapai kesepakatan.
Isinya Buku atau Batu Bata?
Beberapa kali saya bertanya begitu pada anak-anak. Bukan rahasia lagi kan, anak sekolah sekarang harus membawa begitu banyak buku dalam sehari. Buku paket, buku LKS, buku catatan, buku PR. Kadang-kadang plus membawa laptop pula. Otomatis itu berpengaruh pada berat.
Sehatkah membawa beban berat setiap hari?
Jelas tidak.
Idealnya, berat beban yang dibawa di dalam tas adalah 10 persen dari berat badan anak.
Misalnya berat badan anak 25 kg. Secara teori, demi kesehatan berat isi tasnya tak boleh lebih dari 2,5 kg. Tapi nyatanya, kadang-kadang buku yang harus dibawa beratnya lebih dari 10 persen berat tubuh anak.
Beban yang terlalu berat ini bisa membuat punggung sakit. Akan semakin berbahaya dampaknya jika berlangsung lama.
Tips Memilih Tas Anak Sekolah
Berikut ini sedikit tips
dari saya dalam memilih tas anak sekolah.
1. Bahan tas.
Ada bermacam-macam bahan
tas anak sekolah. Yang paling umum adalah kain, kulit, dan parasut. Meski
sama-sama terbuat dari kain, kulit, atau parasut, ketebalannya beda-beda.
Sebaiknya pilih tas anak
sekolah yang bahannya kuat, cukup tebal, dan tidak mudah robek.
2. Ukuran tas.
Sesuaikan ukuran tas
dengan kebutuhan ukuran tubuh anak. Kebutuhannya jelas, buat
dipakai ke sekolah. Artinya, untuk membawa buku-buku dan alat tulis. Tak cocok
jika memilih yang semungil tas untuk jalan-jalan.
Ukuran tas anak sekolah
yang terlalu kecil bisa membuat buku-buku yang harus dibawa tak cukup
dimasukkan ke tas.
Repot kalau nanti harus membawa buku-buku di luar tas. Risiko ketinggalan dan hilang juga jadi lebih besar, kan?
Repot kalau nanti harus membawa buku-buku di luar tas. Risiko ketinggalan dan hilang juga jadi lebih besar, kan?
Sebaliknya, ukuran tas
yang terlalu besar akan menyulitkan anak membawanya.
Ukuran besar juga bisa membuat anak tergoda memasukkan barang-barang yang sebenarnya tak diperlukan. Alhasil, bebannya akan jadi lebih berat.
Ukuran besar juga bisa membuat anak tergoda memasukkan barang-barang yang sebenarnya tak diperlukan. Alhasil, bebannya akan jadi lebih berat.
Padahal, yang berat-berat
kan sebaiknya kita serahkan aja pada Dilan.
3. Model tas.
Tas anak sekolah model
koper sepertinya sudah tertinggal jauh di belakang. Hayo, siapa yang pernah
mengalami punya tas sekolah model koper seorang direktur perusahaan? Hehe….
Pilihannya sekarang adalah
tas selempang dan tas ransel. Mau yang mana?
Dokter, sih, menganjurkan
tas model ransel. Tas model ini membuat beban yang harus dibawa tersebar
merata.
Membagi beban ke dua bahu
(pada tas ransel) akan lebih baik daripada menumpukannya pada satu bahu (pada
tas selempang).
Tas ransel buat anak sekolah. |
4. Kepraktisan.
Pilih yang praktis tapi
aman. Bisa ditutup dengan rapat sehingga barang-barang tidak mudah berjatuhan.
Ada tidaknya kantong kecil
di luar dan kantong samping untuk menyimpan botol minum juga menjadi perhatian
saya.
Menaruh botol minum di dalam tas jelas tidak pratis dan berisiko membasahi buku-buku di dalam tas.
Menaruh botol minum di dalam tas jelas tidak pratis dan berisiko membasahi buku-buku di dalam tas.
5. Kenyamanan.
Pastikan anak nyaman
memakai tas sekolahnya. Jangan sampai model tasnya keren tapi anak yang
memakainya merasa tidak nyaman.
Salah satu yang bisa
menghilangkan kenyamanan adalah tali tas yang terlalu kecil dan atau keras
sehingga membuat bahu terasa sakit.
6. Usia anak.
Pilih tas yang sesuai
dengan usia anak. Secara tidak langsung, hal tersebut bisa membuat anak merasa
lebih percaya diri saat bersama teman-temannya.
Kebayang kan kalau tas sekolah yang dipakai anak kita modelnya seperti tas tante-tante?
Kebayang kan kalau tas sekolah yang dipakai anak kita modelnya seperti tas tante-tante?
7. Harga.
Harga mahal pasti
berkualitas tinggi? Biasanya benar. Namun, tak perlulah memaksa membeli yang mahal.
Yang penting sesuai dengan kebutuhan.
Nah, begitu 7 tips
memilih tas anak sekolah ala saya. Semoga bermanfaat 😊
Salam,
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.