Transaksi Lancar dengan QR Standar


Transaksi dengan QR Standar

Transaksi Lancar dengan QR Standar -- Misalnya nih, Teman-teman cuma boleh bawa satu barang saat ke luar rumah. Pilihannya dompet atau ponsel. Teman-teman akan pilih yang mana?
Saya yakin, pasti banyak yang memilih membawa ponsel. Uang bawa secukupnya saja.
Kadang-kadang malah tidak bawa uang sepeser pun kalau perginya hanya ke lapangan RT, ke balai musyawarah warga, atau menjemput anak di blok sebelah. Saya juga memilih membawa ponsel saja.

Mengenai keuangan saya tulis juga dalam artikel berikut:


Transaksi Digital

Beberapa tahun lalu, saya merasa sudah simpel sekali kalau bisa membayar belanjaan dengan kartu debit. Tinggal gesek kartu di mesin EDC di meja kasir. Beres.
Terutama kalau sedang membuka jastip beli buku di event book sale. Lebih praktis, mengingat saya sering harus membayar 3-4 juta rupiah sekali belanja buku untuk jastip.
Repot kalau harus membawa uang tunai sebanyak itu. Selain repot, saya juga jadi tidak tenang ketika berburu buku. Maklum, sering lupa kiri kanan kalau sudah berhadapan dengan lautan buku.

pembayaran nontunai
Pembayaran non tunai. (Foto: shutterstock.com. Infografis: www.trianiretno.com)

Yang penting, ada saldo di kartu debit saya. Saya mudah membayarnya. Kasir juga tidak perlu repot menghitung dan mengecek lembaran uang yang saya sodorkan.
Tapi ternyata sekarang ada yang lebih praktis lagi. Membayar #pakaiQRstandar.

QR Code Untuk Pembayaran

Satu tahun belakangan ini, pembayaran dengan menggunakan QR Code semakin meluas.
Tidak hanya di kafe, restoran, mal, dan toko-toko besar. Warung-warung kecil dan penjaja makanan di gerobak pun sudah banyak yang menyediakan QR Code sebagai alternatif pembayaran.
Ketika berlibur di Yogya, saya memakai QR Code payment ini ketika jajan sekoteng di gerobak kecil di Jalan Dagen.
Apa sih QR Code ini?
QR Code atau Quick Response Code diciptakan tahun 1994 oleh Denso Wave yang merupakan anak perusahaan Toyota.
Pada awalnya QR Code ini hanya dipakai di industri otomotif. Namun, kemudian meluas ke berbagai bidang, termasuk perdagangan.
Gerai-gerai yang menerima pembayaran dengan QR Code ini biasa menempelkan stiker QR Code. Kita bisa melakukan pembayaran secara digital setelah memindai QR Code tersebut dengan ponsel kita.
Ada beberapa dompet digital yang bisa digunakan untuk keperluan ini. Di antaranya OVO, Go-Pay, Dana, serta LinkAja.
QR code payment
Pembayaran dengan memindai QR Code. (Foto: dokumentasi pribadi. Infografis: www.trianiretno.com)

Meski lupa bawa uang tunai, kita tetap bisa melakukan pembayaran melalui dompet digital yang ada di ponsel. Tentu saja, dana yang tersimpan harus mencukupi.
Repotnya, kalau pembayaran QR Code yang tersedia hanya (katakanlah) Go-Pay, sedangkan dompet digital kita yang ada saldonya cuma OVO. Kita jadi tidak bisa membayar secara digital.
Saya sering nih mengalami yang seperti itu. Di ponsel saya ada tiga dompet digital. Ovo, Go-Pay, dan LinkAja. Tapi belum tentu semua ada isinya, sih. Hehe….
Kesal rasanya kalau yang saldonya mencukupi tinggal OVO tapi merchant yang saya datangi itu hanya menerima pembayaran dari LinkAja. Rasanya langsung zonk!

Sekarang QR Standar

Untungnya, kerepotan karena perbedaan dompet digital seperti itu akan segera berakhir.
Tanggal 17 Agustus 2019 kemarin, Bank Indonesia meluncurkan QR Code Indonesia Standard (QRIS).
QR Standar ini resmi diberlakukan secara nasional untuk #gairahkanekonomi dan memperlancar pembayaran.
Dengan QR Standar ini  pembayaran akan menjadi lebih aman, lancar, dan efisien. QRIS ini mulai berlaku secara efektif per tanggal 1 Januari 2020 nanti.
Bank Indonesia pun gencar melakukan sosialisasi QRIS ini kepada masyarakat. Untuk generasi milenial, Bank Indonesia menggelar Festival Edukasi Bank Indonesia atau #feskabi2019 di kampus-kampus.
Apa perbedaan QR Standar dengan QR Code yang biasa?
Pada prinsipnya sih sama. Namun, QR Standar lebih lengkap daripada QR Code.
QR code dan QR standar
QR Code dan QR Standar. (Foto: shutterstock.com. Infografis: www.trianiretno.com)

QR Code hanya berlaku untuk satu dompet digital. Misalnya, QR Code LinkAja hanya berlaku untuk pengguna yang memiliki aplikasi LinkAja di ponselnya.
Nah, kalau QR Standar berlaku untuk semua dompet digital yang memiliki izin dari Bank Indonesia.
Dengan begitu, tidak masalah lagi kalau di ponsel kita hanya ada satu aplikasi dompet digital. Tetap bisa digunakan untuk melakukan pembayaran. Tidak perlu lagi ada rasa zonk seperti yang pernah saya alami.

Mengenai aplikasi digital dalam bisnis saya tulis juga di artikel berikut:

Memajukan Perekonomian

Penggunaan QR Standar sebagai metode pembayaran ini menguntungkan pembeli dan penjual.
Pernah dengar berita tentang pemilik warung yang merugi karena uang yang dibayarkan padanya ternyata palsu?
Di sekitar rumah saya, setidaknya ada tiga gerai yang menempelkan uang palsu di etalasenya. Uang palsu pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000 itu didapat dari pembeli yang melakukan pembayaran.
Satu gerai kemudian menggunakan money detector untuk mendeteksi asli atau palsunya uang yang diterima. Dua gerai lagi belum terlihat menggunakan money detector.
Nah, pembayaran dengan QR Standar ini melindungi penjual dari pembayaran dengan uang palsu seperti ini.
keuntungan pakai QR code
Keuntungan menggunakan pembayaran QR Standar. (Foto: shutterstock.com. Infografis: www.trianiretno.com)

Dengan QR Standar, penjual akan langsung mendapatkan laporan tentang transaksi yang terjadi. Penjual akan mudah mengetahui arus kas dan kesehatan usahanya.
Di sisi lain, pembeli pun diuntungkan. Pembayaran jadi lebih mudah dan praktis. Lupa bawa uang dan cuma bawa ponsel? Tetap bisa bertransaksi dengan menggunakan pembayaran QR Standar.
Pembeli pun tidak perlu lagi mengalami kejadian tidak ada uang kembalian ketika belanja. Kadang-kadang malah bisa dapat cashback lho kalau membayar secara digital.
keuntungan menggunakan QR standar
Salah satu keuntungan bagi pembeli (Foto: shutterstock.com. Infografis: www.trianiretno.com)

Pembeli juga dapat mengetahui uangnya habis untuk belanja apa saja karena semua ada laporannya. Cocok bagi yang ingin berhemat dan mengatur keuangan dengan bijak.
Dengan menggunakan QR Standar, sama-sama kita #majukanekonomiyuk 

#TransaksiLancarPakaiQRStandar


Salam,
Triani Retno A

2 komentar

  1. Kasihan juga ya mbak kalau sampai ada yang dapat uang palsu apalagi jika mereka cuma dapat untung sedikit. Nggak kebayang sih sedihnya mereka, QR standar bisa jadi solusi nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Tega banget yang bayar pakai uang palsu itu >.<

      Hapus

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.