5 Kebiasaan Baik Untuk Menjaga Imunitas Tubuh Anak

 

Cara menjaga imunitas tubuh anak

Salah satu kebahagiaan orangtua adalah melihat anak-anaknya tumbuh sehat dan aktif. Aktif berbicara, bercerita tentang apa saja, bertanya tentang ini dan itu.

Namun, ada kalanya si kecil jatuh sakit. Mendadak rumah pun terasa sepi. Tak terdengar suaranya berceloteh riang. Tak terlihat kelincahannya yang biasa.

 

Nikmatnya Sehat

“Udah, nggak usah khawatir. Namanya juga anak-anak. Biasa sakit begitu mah.”

Di dalam masyarakat kita masih ada saja yang beranggapan bahwa anak-anak sakit sih biasa.

Anak demam berarti akan tumbuh besar. Anak diare berarti akan pintar dan bertambah lagi kebisaannya dalam suatu hal.

Ah, tapi bagaimana tidak khawatir jika anak demam atau diare. Bukankah demam dan diare merupakan tanda bahwa tubuh sedang tidak baik-baik saja?

Lebih baik segera mengobati agar si kecil lekas sembuh. Lekas sehat lagi dan kembali ceria.

 

Menjaga Imunitas

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Lebih baik menjaga daya tahun tubuh si kecil daripada melihatnya jatuh sakit.

Tubuh kita memang memiliki sistem imunitas sendiri. Namun, daya tahan tubuh itu bisa kuat, bisa pula lemah. Begitu juga pada tubuh anak-anak.

Kita bisa mengajak anak melakukan beberapa kebiasaan baik agar daya tahan tubuhnya selalu terjaga.

Apa saja kebiasaan-kebiasaan baik itu?

 

5 Kebiasaan Baik

Berikut ini lima kebiasaan baik yang bisa kita upayakan agar si kecil memiliki daya tahan tubuh yang baik.

 

1. Biasakan mengonsumsi makanan sehat.

Makanan sehat tidak harus mahal. Makanan mahal bisa saja tidak sehat, lho. Sebaliknya, makanan yang murah harganya bisa saja justru lebih sehat.

Yang penting, makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak mengandung karbohidrat, protein, vitamin, serat, dan mineral yang seimbang. Biasakan pula anak-anak untuk makan buah-buahan dan sayur-sayuran. 

Ada banyak cara asyik mengonsumsi buah selain menyajikannya utuh. Misalnya diolah menjadi jus, smoothie, salad, atau puding.

Begitu pula dengan sayur-mayur. Agar anak tidak bosan, kita bisa mengolahnya menjadi bermacam-macam masakan. Misalnya gado-gado, salad, sayur bening bayam dan jagung manis, sop ayam dan sayuran, dan tumis buncis bakso.

Untuk memenuhi kebutuhan vitamnin C anak-anak di atas usia 6 tahun, jika diperlukan kita bisa memberikan Redoxon Kids.

Redoxon Kids
Vitamin C 200 mg untuk mencukupi kebutuhan anak.

Tablet kunyah vitamin C 200 mg ini memiliki rasa jeruk segar yang disukai anak-anak.

Vitamin C ini bermanfaat untuk membantu sistem imunitas dan melindungi sel-sel tubuh. Vitamin C juga berperan dalam pembentukan kolagen pada tulang dan kulit.

 

2. Biasakan tidur cukup.

Kurang tidur akan membuat tubuh rentan terserang penyakit. Tubuh pun akan mudah kalah jika diserang virus dan bakteri.

Biasakanlah anak-anak untuk tidur cukup dan berkualitas. Jangan biarkan anak-anak bermain atau beraktivitas sampai larut malam.

Berapa jam waktu tidur ideal untuk anak-anak?

Nah, lamanya waktu tidur dalam satu hari ini berbeda-beda tergantung pada usia anak.

Anak usia 3-5 tahun membutuhkan tidur selama 10-13 jam sehari. Anak berusia 6-13 tahun membutuhkan tidur 9-11 jam. Sedangkan untuk anak usia 14-17 tahun, waktu tidur idealnya adalah 8-10 jam sehari.

 

3. Biasakan anak aktif bergerak.

Rutin melakukan olahraga ringan sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Misalnya bersepeda, joging, senam, atau berenang.

Bermain di udara terbuka (outdoor) pun bermanfaat untuk kesehatan anak. Anak akan mendapatkan udara segar dan cukup vitamin D dari sinar matahari.

Tentu saja, tempat terbuka untuk bermain itu haruslah bersih. Bukan di tempat yang dipenuhi polusi.

Menjaga daya tahan tubuh anak.
Aktif bergerak.

 

4. Biasakan hidup bersih.

Kebiasaan hidup bersih ini mencakup kebersihan diri dan lingkungan. Kebersihan diri misalnya mandi dua kali sehari serta membiasakan mencuci tangan dengan air dan sabun.

Kebersihan diri ini harus dibarengi pula dengan kebersihan lingkungan. Jangan biarkan sampah menumpuk di rumah. Hindarkan pula kebiasaan membakar sampah karena asapnya mencemari udara.

Orangtua pun bertanggung jawab menyediakan lingkungan yang bersih dengan cara tidak merokok. Anak-anak yang terpapar asap rokok akan menjadi perokok pasif dan membahayakan kesehatannya. 


5. Mengelola stres.

Bukan hanya orang dewasa yang bisa stres. Anak-anak pun bisa mengalaminya. Penyebabnya bermacam-macam. Misalnya sekolah baru, pindah rumah, di-bully oleh teman-temannya, atau merasa selalu disalahkan oleh orangtua dan lingkungan sekitarnya. 

Anak yang mengalami stres bisa terlihat ketakutan, tidak mau bergaul, sulit tidur, kebiasaan makannya berubah, atau jadi pendiam padahal sebelumnya selalu aktif dan ceria.

Stres tidak bisa dibiarkan karena dapat menurunkan imunitas tubuh. Anak  pun menjadi gampang sakit karenanya. 

Untuk itu, orangtua harus mendampingi anak mengelola stres. Dengarkan keluh kesahnya, pahami perasaannya, luangkan waktu untuknya, dan bantu ia mencari solusi. Jika diperlukan, ajak anak untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli.

Stres dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Dampingi anak mengelola stres.

Umumnya, anak-anak mengonsumsi makanan yang disediakan oleh orangtuanya. Mereka pun melihat kebiasaan-kebiasaan orangtua, kemudian menirunya.

Jadi, yuk kita berikan contoh baik kepada anak-anak kita. Kita lakukan kebiasaan-kebiasaan baik untuk menjaga kesehatan. Insya Allah, anak-anak pun akan terbiasa melakukan kebiasaan-kebiasaan baik itu.


Salam,

Triani Retno A

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.