Membangun Quality Time dengan Anak

Quality time dengan anak

Jika diterjemahkan bebas, quality time adalah waktu berkualitas. Dalam tulisan ini yang saya maksud adalah waktu berkualitas dengan anak.

Mengutip dari Thomas Tan dalam The Invisible Character Toolbox, quality time adalah waktu yang dinikmati bersama-sama dengan orang yang kita cintai untuk melakukan kegiatan yang bermakna serta bermanfaat bagi semuanya.

Tapiii saya bukan akan menulis tentang teori-teori. Da saya mah hanya ibu-ibu biasa yang kalau masak saja kadang-kadang gosong. Saya hanya mau bercerita tentang pengalaman bersama anak-anak saya.

Ketika Anak Beranjak Remaja

Ibu-ibu sedunia pasti tahulah ya gimana riweuh-nya punya anak kecil, terutama usia bayi sampai SD kelas-kelas awal.

Perempuan serapi dan seinspiratif Marie Kondo saja menyerah dan membiarkan rumahnya menjadi berantakan oleh ketiga anaknya.

Berantakannya Marie Kondo, pencetus Metode Konmari, tentu saja beda level dengan ibu-ibu seperti saya. Tetap saja jauh lebih rapi daripada saya yang menaruh deodoran dan botol lem saja berdampingan di meja kerja. Amit-amit, jangan sampai salah pakai dah!

Segala kerepotan dan kepusingan itu membuat kalimat “cepat besar ya” begitu mudah terucap. Kalau anak-anak sudah besar kan ibu bisa bebas dari segala kepusingan ini.

Padahal ternyata … tidak juga. Pada setiap tahap perkembangan dan usia anak, ada saja kerepotan dan kepusingannya. Begitu juga ketika anak-anak beranjak remaja.

Ada tantangan baru yang harus dihadapi oleh orang tua. Salah satunya, anak-anak mendadak jadi punya banyak kesibukan di luar rumah. Di rumah pun terkadang mereka masih sibuk dengan tugas sekolah, sibuk dengan gawai, atau sudah kecapekan dan ingin istirahat.

Belum lagi perkembangan psikis remaja yang kadang menjadi lebih tertutup dan enggan ngobrol dengan ortu.

Ihsan Baihaqi (Abah Ihsan), seorang konsultan pengasuhan anak pun mengungkapkan fenomena remaja yang tidak betah di dekat orangtua karena selalu dibombardir dengan nasihat, nasihat, nasihat. Remaja tuh perlunya diajak bicara, bukan diomongin.

Baca Juga: 2 Pilihan Family Time

4 Cara Quality Time

Begitulah yang saya alami di rumah. Dengan segala keterbatasan yang ada, saya tetap berusaha agar hubungan dengan anak-anak tetap dekat.

Berikut ini beberapa cara yang saya lakukan untuk membangun quality time dengan anak-anak.

1. Makan di luar

Makan bersama sebagai quality time
Makan bersama di luar rumah menjadi momen untuk quality time.

Ketika anak-anak masih kecil, tinggal menunggu akhir pekan dan pergi makan-makan di luar.

Sekarang? Pada akhir pekan yang satu ada ekskul di sekolah, yang satu lagi pun sibuk dengan kegiatannya di sudut lain kota.

Untuk bisa makan bareng di luar, harus bikin appointment dulu dengan mereka. Booking jadwal! Hehe….

Saat makan di luar itu kami bisa tenang mengobrol santai tanpa gangguan.

2. Jalan-jalan

Jalan-jalan bareng lebih sulit lagi. Yang paling mudah dilakukan sekarang adalah jalan-jalan berdua. Saya bersama si sulung pada suatu kesempatan. Saya dan di bungsu pada kesempatan yang lain.

Momen ini juga kami gunakan sebaik mungkin untuk membangun kedekatan.

Staycation sekeluarga? Hm … apalagi ini. Ketika staycation di Hotel Hilton Bandung, saya dan si bungsu check in lebih dulu. Si sulung baru menyusul malam harinya.

3. Nonton bareng

Nobar ini tidak selalu nonton film di bioskop. Kami sering nonton bareng di YouTube saja. Favorit kami adalah Master Chef Indonesia.

Walaupun yaaah … tidak membuat kami jadi jago memasak seperti para finalis Master Chef, setidaknya kami melewati keseruan bersama.

4. Main game bareng

Anak saya yang cowok senang bermain game di ponsel atau laptop. Dan itu menjadi salah satu cara saya untuk tetap dekat dengannya.

Perlu diakui, anak-anak lebih cepat mencerna how to play a game daripada saya. Tak perlu malu minta diajari oleh mereka. Orangtua kan bukan orang-segala-tahu.

Website Game

Agar tak memenuhi memori ponsel dengan aplikasi game, kami memilih game yang bisa dimainkan di website saja, seperti plays.org. Game yang ada di website ini bisa dimainkan gratis. Modal kuota internet saja, tentunya.

Sekarang sudah ada ribuan games di website ini dan isinya masih terus diperbarui. Permainan-permainan baru terus ditambahkan ke website game ini.

Pilihan pun jadi semakin banyak. Namun, bijak memilih game yang akan dimainkan tetap perlu dilakukan karena ada beberapa game yang cukup “keras”.

Selain itu, jangan lupa dengan tujuan awal bermain game ini, yaitu membangun quality time dengan anak-anak. Jadi, mau failed berkali-kali atau game over, bawa santai aja, Buuun. Nikmati kebersamaan dengan anak-anak. Itu yang paling penting.

Berikut ini tiga game yang suka kami mainkan:

1. Boom Wheels

website game gratis
Main Boom Wheels di website game plays.org

Mau merasakan serunya balap mobil? Bisa nih bermain Boom Wheels seperti yang kami lakukan. Seru dan cukup memacu adrenalin. 

Kalau di dunia nyata mah bola-balik nabrak gitu udah game over, kali. Untung ini hanya di dalam dunia game online.

2. Spin Bowling

Game spin bowling
Spin Bowling. Masih mentok di Level 11, euy!

Seperti halnya bermain bowling di dunia nyata, dalam game spin bowling ini tugas pemain adalah menjatuhkan pin bowling sebanyak mungkin.

Dalam game ini pemain harus pintar-pintar menggunakan tuts tanda panah untuk menggerakkan bola agar bisa menjatuhkan pin bowling.

Perlu reaksi cepat dan tepat agar bolanya bergerak ke arah yang benar. Benar-benar menguji kecermatan dan ketangkasan.

3. Coffee Break Bubble Shooter

Coffee break bubble shooter
Game klasik yang simpel tapi seru.

Ini game kesukaan saya. Nggak di mana-nggak di mana, tetap saja game nembak-nembak bubble ini jadi pilihan saya.

Awalnya sih dulu, waktu anak-anak kecil. Game bubble begini jadi salah satu cara untuk mengenalkan warna. Apalagi kan musiknya riang dan kontennya sangat ramah anak.

Setelah anak-anak beranjak remaja, saya tetap senang bermain game jenis ini. Simpel tapi seru dan asyik buat refreshing.

Membangun Momen Indah

Meskipun setiap hari bertemu di rumah, menyediakan waktu khusus untuk quality time bersama anak-anak tetap perlu dilakukan.

Menciptakan momen-momen indah kebersamaan. Membangun komunikasi dua arah yang menyenangkan.

Saya ingin, sampai dewasa nanti mereka masih mengingat momen-momen manis ini dan melakukan hal serupa pada anak-anak mereka.

Beda keluarga beda cerita, tentu saja. Ini cerita saya. Gimana cerita keluarga Teman-teman?

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.