Quotes Inspiratif Kang Emil dalam Buku #Tetot

Buku #Tetot karya Ridwan Kamil

Artikel ini bukan resensi. Bukan karena ini wali kota saya sehingga saya nggak berani mencari kekurangan dalam buku ini. 

Oh, saya nemu sedikit typo, kok (benar-benar cuma sedikit jika dibandingkan dengan ketebalan buku ini--365 halaman). 

Temuan itu *halah* langsung saya sampaikan pada editor sekaligus salah satu co-writer buku ini, yang bukan kebetulan juga teman saya, Kang Syamsu. Buku tanpa typo kayaknya mah seperti sayur tanpa garam. :D

Buku Kang Emil

Semula saya memang berniat meresensi buku #Tetot yang berisi pemikiran dan harapan Wali Kota Bandung yang juga arsitek ini. Namun, kemudian niat saya berubah. 

Bukan karena buku ini jelek hingga tak layak saya resensi (mungkin Teman-teman udah tahu, saya tak meresensi buku untuk menghina-dinanya. Saya hanya meresensi buku yang saya suka). Sama sekali bukan. 

Sebaliknya, buku ini keren. Banyak pelajaran berharga yang saya dapat dari buku ini. 

Banyak kalimat Kang Emil yang membangkitkan semangat dan memercikkan tekad untuk berkarya lebih baik. 

Gurauan Kang Emil di Twitter, seperti biasa, membuat saya tersenyum geli. Namun, tak sedikit kicauan yang membuat saya terharu. Saya merasa Kang Emil benar-benar menjadi bapak, terutama bagi anak-anak muda Bandung. 

Saya pernah baca kicauan Kang Emil di Twitter (tapi nggak dimasukkan ke buku ini) ketika menanggapi seorang remaja yang bilang dia nggak punya bapak dan ingin Kang Emil jadi ayahnya. Ayah anak-anak Bandung. Jawaban Kang Emil sukses bikin saya pengen nangis terharu, "Boleh. Yang rajin ya sekolahnya."  

Rasa terharu itu juga muncul ketika membaca tweet-tweet yang ada di dalam buku ini. 

Ah, sepertinya kok banyak anak merindukan punya ayah yang bisa serius, bisa ngasih semangat, sigap menanggapi masalah, mau mendengarkan curhat, dan bisa heureuy alias bercanda.

Jadi, ini bukan resensi, lho, yaaa. Ini cuma "mengikat" apa yang saya baca. :)


Quotes Inspiratif

Satu-dua quotes (setahu saya) bukan asli dari Kang Emil. Mungkin beliau juga terinspirasi oleh quote tersebut. Misalnya yang ini:

"Walaupun ilmu berguna, budi luhur yang utama." (hlm 152)

Semua yang pernah bersekolah di SMAN 3 Bandung (termasuk saya, dong) pasti familier dengan kalimat ini. 

Ini bagian dari himne SMAN 3. Sebagai alumnus SMAN 3 Bandung, sepertinya Kang Emil meresapi banget kalimat ini #SotoyBangetSaya. 

Omong,omong, saya masih hafal, lho. Eh tapi jangan minta saya nyanyi, ya. Suara saya cempreng-cempreng fales gimanaaa... gitulah.

Warga SMA 3, sadar akan tugasmu
menjunjung, menjaga nama pelajar

Walaupun ilmu berguna, budi luhur yang utama
Bangkitlah, jayalah,
seluruh warga SMA Tiga....


Berikut beberapa quotes di buku ini yang saya suka banget.

Buku Tetot karya Kang Emil

  • "When you work with passion, good things will come." (halaman 10)
  • "Terlalu kecil jika sebuah keberhasilan dari manfaat yang terbagi diukur oleh pengargaan manusia." (halaman 27)
  • "Kreatif itu menular. Bergaullah dengan mereka yang terbuka dengan ide-ide baru dan bersemangat dengan hal-hal baru." (halaman 88)
  • "Ber-tweet adalah sebuah ikhtiar untuk merevolusi teknik berkomunikasi guna mengilangkan gap yang menganga antara wali kota dan warganya." (halaman 99)
  • "Daripada mengutuki kegelapan, lebih baik kita menyalakan lilin meskipun nyalanya cukup kecil." (halaman 118)
  • "Perubahan itu harus dijemput. Ia tidak bisa ditunggu." (halaman 126)
  • "Thanks God! Saya dikaruniai keberkahan memiliki masyarakat supernarsis sampai tingkat dewa!" (halaman 197)
penulis kota Bandung
Ini salah satu warga Bandung yang narsis itu. Lihat tempat keren, langsung foto-fotoan dan aplod ke medsos. *siul-siul*

  • "Jangan jadi pejabat publik jika tidak punya keikhlasan dan kesabaran tingkat dewa." (halaman 204)
  • "Hidupmu hanya sekali. Jangan menua tanpa melakukan apa-apa." (halaman 233)
  • "Pekerjaan yang terbaik adalah pekerjaan yang membuat kita tidak merasakan bahwa kita sedang bekerja." (halaman 259)
  • "Hidup  mah jangan dengan motivasi ingin penghargaan. Kerja maksimal aja." (halaman 292)
  • "Sosial media perlu kedewasaan. Banyak yang tidak punya itu." (halaman 321)
Nggak rugi, deh, punya buku yang dilengkapi dengan komik twitt ini. Buku Kang Emil lainnya saya resensikan di Ridwan Kamil dan Kekuatan Twitter.

Semoga Allah senantiasa menjaga Kang Emil agar selalu berada di jalan yang lurus. Aamiin.

Launching buku Ridwan Kamil
Kang Emil dalam acara launching buku #Tetot di Gramedia Merdeka, Bandung, 18 Januari 2015.


Salam, 
Triani Retno A

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.