Bisa nyantai di rumah sambil menikmati segelas cincau hijau+ es krim ketika anak-anak sedang di sekolah, bisa nyantai luluran di kamar mandi tanpa ada yang menggedor-gedor pintu saja sudah menjadi me time bagi saya.
Tapi yang mau saya obrolin sekarang ini me time yang lain. Me Time Café, sebuah kafe yang manis dan nyaman di pusat kota Bandung. Ahay, me time dulu, yuk.
Gara-Gara Green Tea
Beberapa bulan lalu, Afri, editor saya di Penerbit Elex Media Komputindo datang ke Bandung. Ada acara talkshow di Graha Kompas Gramedia (GKK). Kami janjian ketemu, deh.Supaya ngobrol-ngobrolnya lebih seru, kami mencari kafe di sekitar GKK. Nemu Me Time Café, deh.
Kafe ini berlokasi di Jalan Banda No. 21, tepat berseberangan dengan Jonas Foto yang legendaris itu. Cuma beberapa menit berjalan kaki dari GKK dan Dakken Cafe.
Sambil ngobrol seru dengan Afri, saya memotret green tea latte yang saya pesan dan mengirimkan ke BBM putri sulung saya.
Reaksi si Kakak sudah bisa diduga, sih. Histeris. “Aaaa…. Maaauuuu! Green tea di mana ituuuuu?”
Hihi… dia memang penggemar green tea. Dia juga yang membuat saya ngantre sampai satu jam demi mendapatkan kue cubit green tea setengah matang.
Gara-gara green tea ini pula Kakak (dan si Adik) langsung kompakan pengin ke Me Time Café.
Me Time Bareng
Keinginan si Kakak baru terpenuhi pekan lalu, di ujung masa liburan mereka. Hanya dua meja yang terisi ketika kami tiba di Me Time Café.Mungkin karena hari Rabu, sudah lewat jam makan siang, dan sebagian besar sekolah masih libur. Kebetulan, sih. Jadi bisa leluasa memilih meja.
Enaknya di Me Time Cafe milik Chef Wana ini, anak-anak saya nggak pakai rewel atau bersemadi dulu buat milih menu.
Favorit si Adik, zupa-zupa dan ice chocolate, ada di sini. Favorit si Kakak, green tea, juga ada. Yang agak lama nyari wangsit buat mesen makanan ya… siapa lagi kalau bukan saya. Hehehe….
Menu andalan di kafe ini adalah steak, kopi, dan pie. Hadeuh! Sudah satu tahun ini saya mengurangi konsumsi daging merah karena masalah kesehatan. Tapi pie aman buat saya dan saya suka pie.
Sang Juara
Kalau pie sampai dijadikan makanan andalan di kafe ini, pastilah rasanya juara. Saya memesan dua macam pie. Green tea pie + vanilla ice cream dan chocolate pie + strawberry ice cream.Kenapa cuma pesan dua pie sedangkan kami bertiga? Gampang aja. Si Adik kurang suka kue yang bercita rasa manis. “Boleh kan, Mi, punya selera yang beda?” Gitu alasan dia.
Chocolate pie + strawberry ice cream |
Green tea pie + vanila ice cream |
Pie ini ternyata… pantes banget jadi andalan! Kulitnya renyah. Nggak terlalu renyah yang malah gampang hancur, tapi juga nggak keras.
Rasanya perpaduan antara manis dan gurih umami. Meski tidak terlalu kuat, ada rasa dan aroma kayumanis menyapa lidah.
Cokelatnya? Weeew…! Saya suka. Pekat, manis, dan ada sedikit pahit. Green tea-nya? Lembuuuut.
Duh, duuuh… kalau nggak inget jarum timbangan bisa liar bergeser ke kanan, rasanya pengin nambah lagi dan lagi.
Harga di kisaran Rp7.500 untuk satu pie (tambah Rp5.000 kalau pakai topping es krim) untuk pie seenak ini, rasanya nggak perlu diprotes, kan?
Dari beberapa menu yang kami pesan siang itu, bagi saya pie dan green tea latte juaranya. (kalau nanya ke si Adik, pastilah zuppa-zuppa juaranya :D ).
Bonusnya, layanan yang ramah, suasana kafe yang nyaman dan wifi kenceng, plus keren buat foto-fotoan.
Aih. Dapat satu lagi tempat yang bisa saya rekomendasikan kalau ada editor, rekan penulis, atau klien yang mau ketemuan langsung di Bandung.
Dan hm... kalau di hari sekolah, sepertinya asyik juga mojok di sini. Nulis novel teenlit sambil merhatiin dedek-dedek unyu😀
UPDATE
Desember 2017 saya ke sana lagi. Ternyata Me Time Cafe sudah tidak ada lagi. Lokasi yang ini sekarang ditempati oleh Madinah Cake.
Nasi goreng panggang keju ala Me Time. Penyajiannya unik. |
Mau nyoba makan tikar dan tikus? :D |
Tidak ada komentar
Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.