Tips Untuk Mengenali Buku Bajakan


Ciri-ciri Buku Bajakan


Bagi saya yang sehari-hari bekerja di depan laptop, hunting buku adalah saat-saat yang menyenangkan. Seharian saya say good bye dulu dengan naskah-naskah editan dan naskah-naskah novel saya. 

Saatnya mengistirahatkan mata yang lelah karena terus bekerja di depan layar monitor. Saatnya berburu buku ke berbagai pelosok kota Bandung.

Bagi sebagian orang, berburu buku di jalanan begini mungkin nggak keren, berdebu, dan capeeeek. 

Waaah... malah bagus, tuh. Itu kan jadi peluang buat saya, hehehe.... 

Bagi saya pribadi, acara berburu buku ini menjadi momen me time dan refreshing yang sangat menyenangkan.  



Awas, Buku Bajakan! 

Salah satu tantangan ketika berburu buku adalah ... jangan sampai terkecoh membeli buku bajakan. Jadi, perlu banget tahu tip untuk mengenali buku bajakan.

Ada juga yang mengistilahkan buku bajakan ini dengan "buku KW" atau "buku replika". Kalau buku asli sendiri biasa diistilahkan "buku ori".

Tanya, dong. Masa diem aja?

Nah, ini. Ada pedagang yang jujur mengatakan jika suatu buku itu KW. Namun, ada juga pedagang yang bilang asli meski sebenernya bajakan. 

Entah karena supaya bukunya laku (karena buku bajakan biasanya lebih murah) atau karena dia juga nggak tau kalau itu bajakan.

Apa lagi kalau calon pembeli nggak nanya, ya. Bisa jadi karena terlalu girang menemukan buku idaman, jadinya lupa nanya-nanya. Langsung bayar dan pulang dengan hati berbunga-bunga. 

Sampai di rumah...jreeeeng...! Baru deh ketahuan kalau buku itu aspal, seperti asli padahal palsu.

Beberapa teman saya yang juga berjualan buku online pernah mengalami seperti ini. Galau, pastinya. Udah keluar modal buat beli buku (yang katanya asli), eh...ternyata KW. 

Akhirnya, ada yang tetap menjual dengan menjelaskan itu buku KW dan sekadar balik modal, ada juga yang memilih tidak menjualnya.


Kenali Buku Bajakan

Dulu mudah saja membedakan buku bajakan dengan buku asli. Warna kaver buku bajakan umumnya tak secerah dan sepresisi buku aslinya. Sering buram dan warnanya kadang "mbleber". 

Sialnya, makin ke sini pembajak buku makin canggih. Buku bajakan bisa miriiiiip banget sama aslinya.

Yang aman memang membeli langsung di penerbit. Namun, karena beberapa kondisi dan pertimbangan, kadang-kadang bakul buku seperti saya harus membeli buku tidak pada penerbit.
 
Berikut ini beberapa tip untuk mengenali keaslian suatu buku.


1. Warna kaver

Seperti yang saya tulis di atas, warna kaver buku bajakan umumnya tidak secerah dan setepat warna aslinya. Buram, terkadang "mbleber". 

Gimana kalau warnanya belel alias pudar? 

Bisa jadi itu buku asli yang terlalu lama terpapar sinar matahari langsung. Beda kok antara kaver buku yang belel karena kepanasan dengan kaver yang buram karena KW.

2. Judul buku

Beberapa penerbit (misalnya Elex Media Komputindo) biasanya menggunakan huruf yang dicetak timbul. 

Cetak timbul ini mungkin ini salah satu trik penerbit supaya pembeli gampang mengenali keaslian suatu buku, ya. Biaya untuk membuat kaver jenis ini kan lebih mahal daripada yang biasa. 

Jadi, gunakan jari-jemari tanganmu untuk meraba judul buku.  

Namun, kalau tidak bercetak timbul, bukan otomatis berarti itu buku bajakan. Banyak juga penerbit yang tak menggunakan huruf timbul di kavernya. 

Lalu, gimana membedakannya dengan buku bajakan? Saran saya, sih, perhatikan semua aspek yang saya bahas di sini. 

3. Kertas

Buku-buku sekarang umumnya menggunakan kertas bookpaper yang ringan. Kertas seperti ini biasanya berwarna seperti kertas koran atau broken white

Sementara itu, buku bajakan biasanya menggunakan kertas HVS putih seperti yang biasa dipakai untuk fotokopi. Meski begitu, buku asli pun ada juga yang menggunakan kertas HVS putih. Jadi, kita memang perlu teliti.

4. Isi buku

Pada buku bajakan, huruf-huruf pada halaman isi sering buram atau malah ada bagian yang nggak lengkap. 

Cumaaaa, karena buku bajakan kadang-kadang dijual dalam kondisi masih bersegel (diplastik rapat), biasanya kita baru nyadar ini ketika sudah telanjur membeli dan membukanya di rumah. 

Beberapa buku asli juga ada yang begini sih. Ada buku yang afkir dari percetakannya dan lolos QC (Quality Control). Kalau buku asli, kita bisa menukarkan buku itu ke penerbitnya (syarat dan ketentuan berlaku).

5. Harga

Buku bajakan biasanya dijual dengan harga miring (harga miring, ya, bukan topi miring :p ). Sungguh terrrrr-la-lu jika buku bajakan dijual dengan harga sama dengan aslinya walaupun ternyata ada juga.

Di sisi lain, buku asli pun ada yang dijual dengan harga miring, misalnya ketika penerbit sedang cuci gudang atau lagi obral gede-gedean. 

Itu perlunya mencermati tidak hanya dari satu sisi supaya tahu suatu buku itu asli atau bajakan. Buku bajakan itu sendiri bisa murah karena tidak membayar pajak, honor editor dan ilustrator, serta royalti penulis.

6. Bestseller

Buku jadi bestseller pasti idaman semua penulis buku, termasuk saya. Tapiii buku yang nilai bestseller-nya bikin ngences itu juga rawan dibajak. 

Kalau baru bestseller di 1-2 toko buku (belum menasional), biasanya belum jadi sasaran pembajak. Yang sering saya lihat bajakannya adalah buku-buku pegangan kuliah (textbook) serta novel Tere Liye, Andrea Hirata, Pidi Baiq, Dee, Pramoedya Ananta Toer, Ahmad Tohari, dan Asma Nadia.

Teras Teera

Gini-gini saya juga penulis dan editor. Haduuuuh... rasanya sediiiiih hati ini melihat buku bajakan laris seperti cireng :'( 

Buku bajakan tuh ya, mau selaris apa pun, penulisnya nggak bakal dapat apa-apa. 

Bagaimana dengan Teras Teera? Insya Allah, saya hanya menjual buku-buku asli.

Toko buku online
Teras Teera Toko Buku Online


Salam

Triani Retno A

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.