Handmade Journal Hibrkraft, Buku Unik Untuk Mencatat Ide

 

Handmade journal Hibrkraft

Ide itu sering seperti jelangkung. Datang tak diundang, pulang tak diantar.

Ya ampuuun … serem amat perumpamaannya, Bund!

Iya, sih. Tapi kenyataannya memang begitu. Selalu membawa Handmade Journal Hibrkraft menjadi alternatif agar terhindar dari kehororan seperti itu.

 

Ide yang Datang Tanpa Diundang

Bagi seorang penulis, ide sangat penting. Penulis apa aja. Novel, cerpen, artikel, buku ilmiah, skenario, blog, dan sebagainya.

Seputar menulis bisa juga dibaca di tulisan berikut:


Sepengalaman saya sebagai penulis sejak masih mahasiswa, ide memang sering seperti jelangkung. Datang tak diundang, pulang tak diantar.

Gimana enggak. Kalau sedang dipikirkan seriuuuus, sedang fokuuuus nyari ide, rasanya malah kepentok jalan buntu di mana-mana. Entah ngumpet di mana si ide itu. Satu pun nggak kelihatan.

Tapi giliran saya sedang sibuk mengerjakan hal lain, taraaaa … ide datang tanpa diundang. Datang begitu saja, melompat-lompat di tengah kesibukan saya.

Mau kesel tapi … ya ampun! Kok kayaknya nggak bersyukur banget sih jadi manusia.

Mau kegirangan … uhuhu … ini saya kan sedang kerja! Nggak bisa langsung nulis.

Yang terjadi, karena nggak buru-buru ditangkap, lintasan ide itu pun melesat pergi begitu saja. Ngubek-ubek pikiran sampai kayang pun tetap tak ditemukan lagi.

Kalau sudah begitu, kesel campur nyesel jadinya.

                                                         

Mencatat Ide

Belajar dari kekesalan dan penyesalan itu, saya berusaha untuk selalu menangkap lintasan ide. Sesegera mungkin mencatat ide yang datang tak diundang, bahkan pada saat yang sering kali tidak tepat.

Hanya ide pokoknya yang dicatat. Tangkap dulu, jangan sampai lepas. Hanya butuh sedikit waktu untuk menulis dua-tiga baris. Setelah situasi dan kondisinya lebih memungkinkan, baru deh ditulis lebih detail.

Nulisnya di mana?

Meskipun bisa mencatat ide di ponsel, saya lebih suka menulis di buku catatan. Biasanya di tas saya ada bolpoin dan satu buku catatan. Buat jaga-jaga kalau-kalau ide datang tanpa diundang.

Mencatat ide
Beberapa buku catatan yang saya gunakan untuk menuliskan ide. Yang paling kanan buatan saya sendiri.


Mencatat ide di ponsel baru saya lakukan kalau sama sekali tidak membawa buku catatan dan alat tulis. Misalnya ketika saya ke masjid dengan arsitektur Tionghoa di Bandung. Itu dadakan dan saya sama sekali nggak bawa alat tulis. Jadi ya idenya dicatet di hape.

 Atau kalau sedang di dalam kendaraan. Memaksa menulis tangan di atas kendaraan yang sedang bergerak sama saja dengan melakukan pekerjaan sia-sia.

Gimana nggak sia-sia kalau tulisan tangan itu begitu berantakannya sampai saya sendiri pun tak bisa membacanya.

 

Keunggulan Menulis di Buku Catatan

Yang saya rasakan sih, menulis di buku catatan itu menyenangkan. Oya, saya membedakan buku harian berisi curhatan dengan buku catatan ide.

Saya sudah lama sekali berhenti menulis buku harian, tapi masih menggunakan buku catatan untuk menulis.

Terus terang saya agak menyesal karena berhenti menulis buku harian. Mungkin akan saya mulai lagi sekarang karena menulis seperti itu bagus untuk healing therapy.

Apa keunggulan menulis di buku catatan?

Yang saya rasakan sih, menulis di buku catatan tuh:

  1. Tidak perlu khawatir kehabisan baterai. Tentu saja, karena buku catatan saya berupa buku dengan lembaran-lembaran kertas yang nyata. Bukan aplikasi untuk mencatat.

  2. Leluasa membuat tulisan, grafik, denah, mind map, dan gambar (kalau bisa menggambar) sekaligus. Tidak perlu membuang waktu untuk keluar masuk aplikasi pendukung.

  3. Meminimalkan kemungkinan tergoda membuka akun media sosial. Sering terjadi, malah membuka medsos dulu, skrol-skrol-skrol, lalu ide keburu pergi tanpa permisi.


Handmade Journal Hibrkraft

Karena fungsinya untuk menampung ide yang muncul tanpa melihat sikon, saya butuh buku catatan yang mungil, ringan, serta tidak terlalu tebal tapi juga tidak setipis saldo rekening pada tanggal tua.

Lebih bagus lagi kalau tampilannya pun cantik elegan. Jadi kalau saya sedang mampir kerja ke kedai kopi di Bandung lalu mendadak pengen motret kopinya, saya nggak bingung lagi nyari properti foto.

Makanya nih, waktu teman saya bilang ada buku catatan unik dari Hibrkraft, saya langsung tertarik.

Nah, ini Journal Trevi Pro by Hibrkraft milik saya. Dalam posisi tertutup jurnal ini berukuran panjang 15 cm dan lebar 11 cm. Bobotnya hanya 100 gram.

Journal Trevi Pro by Hibrkraft
Journal Trevi Pro Hibrkraft


Pas dengan kebutuhan saya. Mudah diselipkan di tas saya yang biasanya penuh dengan laptop, hape, charger, dompet, botol air minum, botol hand sanitizer, tisu, pouch mekap, dan botol berisi dry food untuk kucing-kucing jalanan.

Jurnal saya ini bersampul kulit asli berwarna cokelat tua, dilengkapi dengan tali elastis berwarna hitam.

buku catatan uni9k handmade
Sampul dari kulit asli. Halus dan lembut.

Cover buku terbuat dari kertas samson berwarna cokelat, serta 32 lembar bookpaper berwarna krem. 

Itu warna kesukaan saya! Mampir deh ke Instagram saya, @retnoteera. Frame untuk foto-foto saya menggunakan gradasi warna-warna tersebut.

Kertasnya cukup tebal sehingga tinta yang digunakan menulis tidak akan menembus ke halaman di belakangnya. Kertasnya juga tidak menjadi keriting jika ditempeli berbagai potongan gambar.

Trevi Pro Hibrkraft
Jurnal Tevi Pro dengan gradasi warna kesukaan saya.

Jurnal Trevi Pro ini dijilid  menggunakan teknik midori styled refillable binding. Jadi, kalau halaman buku catatan ini sudah terisi semua, sampul kulitnya bisa dilepas dan diisi buku catatan yang baru.

Secara keseluruhan Journal Trevi Pro by Hibrkraft ini memberi kesan klasik dan elegan.

 

Buku Catatan Unik Hibrkraft

Ada beberapa alasan yang membuat buku catatan Hibrkraft ini menjadi unik.

Pertama, tentu saja karena merupakan produk buatan tangan (handmade). Berbeda dengan buku catatan pada umumnya yang merupakan produksi pabrik.

Buku catatan unik
Kertas samson dengan potongan old-world binding yang terlihat seperti dirobek oleh tangan.


Kedua, bisa memesan buku catatan 
custom. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kesukaan masing-masing agar terasa lebih “gue banget”.

Bisa pesan emboss dan grafir pada sampul kulitnya, bisa pesan jenis kertas, bisa pesan isi buku catatannya lebih tebal daripada isi default, dan sebagainya.

Ketiga, dibuat dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Sekadar informasi, Hibrkraft ini merupakan UMKM yang berlokasi di Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Beraneka model buku catatan unik ini bisa didapatkan melalui official store Hibrkraft di marketplace atau melalui web Hibrkraft.

Jangan sungkan untuk bertanya dulu, terutama tentang ketersediaan stok default, apakah ready stock dan siap kirim atau harus preorder lebih dahulu

Kalau ingin memesan buku catatan custom, tanyakan berapa lama harus menunggu hingga buku tersedia.

 

Jangan Biarkan Ide Pergi

Betapa berharganya ide bagi penulis. Jangan biarkan ide datang dan pergi sesukanya.

Jangan sampai pula mati gaya dan nggak produktif gara-gara nggak ada ide.

Ketika ide datang, tangkap sesegera mungkin. Selalu bawa buku catatan untuk menyimpan lintasan ide. Catat poin-poin pentingnya.

Buku catatan unik Hibrkraft
Menuliskan ide-ide di buku catatan Hibrkraft. 

Kalau bisa sih, segera kembangkan ide menjadi tulisan utuh. Kalau tidak bisa atau belum ada kesempatan untuk itu?

Hm … setidaknya kita terhindar dari penyesalan karena membiarkan ide pergi begitu saja.

Selain itu, kita jadi punya bank ide. Suatu hari di masa depan, ada kalanya kita ingin menulis tetapi tak ada ide. Sudah mencari ide dengan berbagai cara, tapi tetap saja buntu.

Pada saat seperti itu, bank ide di buku catatan akan sangat membantu. Seperti yang saya alami sekarang.

Gara-gara menulis tentang Handmade Journal Hibrkraft ini, saya jadi membuka buku-buku catatan lama. Di sana saya temukan harta karun berupa ide-ide tulisan yang belum sempat dikembangkan.

Gimana? Siap untuk menangkap jelangkung eh menangkap ide?

 

Salam,

Triani Retno A

18 komentar

  1. Hmmm, tidak setipis saldo rekening di tanggal tua. CATAT!!, hahahaha. Buku Hibrkraft ini desainnya unik banget. Saking uniknya, sayang banget buat dicoret-coret wkwkwkwk. Jadinya masih tersimpan dengan rapi. Soalnya masih banyak buku catatan hasil dari souvenir. Gratisan teruuuuuuus, hehehehe...

    BalasHapus
  2. Bagus yaa yg warna coklat. Aku kemarin dapat yg etnic, kebetulan dapat warna biru. itu jg bagus sih hihi... jadi lebih rajin nulis jurnal (dan teteep tantangannya ya soal konsisten) wkwkwkw

    BalasHapus
  3. Saya masih mencatat juga hingga saat ini mba. Karenaa dengan mencatat dengan tangan dan pulpen, sangat membantu untuk lebih ingat dan terkadang muncul ide baru. Kalau menggunakan journal Hibrkraft ini bisa dibawa-bawa dan tampilannya juga oke punya. Mau punya satu juga.

    BalasHapus
  4. sebagai pecinta journaling nampaknya aku perlu nyoba nih jurnal dari hibrkraft ini.. unik ya, bisa diisi ulang juga kalau udah penuh

    BalasHapus
  5. Menulis bank ide dibuku juga masih sering aku lakukan. Lebih enak nulis dibuku sih daripada di notes hp. Lebih rapi dan terorganisir buat orang jadul macem aku. Apalagi kalo bisa nulis di buku catatan Hibrkraft hehe.

    BalasHapus
  6. Aku juga tipekal yang lebih suka mencatat di buku daripada di ponsel, dibuku juga bisa dicoba coret dan lebih leluasa. Jadi aku selalu sedia buku dan bolpen juga, gg cuma buat nulis ide tapi juga nulis DL Job, heheh

    BalasHapus
  7. Daku juga suka nyatet di buku kak, karena kalau lagi muncul ide lebih cepet menuliskannya pakai pena di buku. Dan mengalir aja gitu. Paling pas eksekusinya aja yang kadang rajin kadang ya nunggu mood terkumpul hehe

    BalasHapus
  8. Suka banget sama journal book dari Hibrkraft. Aku juga udah pakai nih kak. Tapi belum banyak diisi sih. whwhw. Kadang lupa euy. Baca artikel inijadi pingin ngisi jurnal harian lagi.

    BalasHapus
  9. Dulu aku juga suka nulis ide di buku. Tapi, sekarang sudah jarang dan langsung tulis di hp karena yang sering dibawa ke mana saja hp. Kalau buku catatan biasanya untuk nulis materi pas webinar. Btw, aku sering dengan jurnal buku dari Hibrkraft ini, memang bagus ya Mba bukunya. Bisa custom lagi.

    BalasHapus
  10. Pengen seh punya jurnal Hibrkraf ini
    lucu banget , bikin semangat ngejurnalnya ya mbak

    BalasHapus
  11. Ya Allah, cantik dan elegannya handmade journal hibrkraft.
    Aku masih menulis sampai sekarang dan sebagai penyemangat, nulisnya di buku diary yang cantik. Sebagai pecinta journaling, kudu punya handmade journal hibrkraft.

    BalasHapus
  12. Aku dulu suka nulis jurnal, tapi makin kesini agak mager. Mungkin bisa dicoba jurnal dari Hibrkraft, mana tahu meningkatkan semangat heheh

    BalasHapus
  13. Aku juga punya Journal dari Hibrkraft. Favorit banget soalnya desainnya kece dan bahannya juga kuat. Bikin semangat buat nulis jurnal tiap hari.

    BalasHapus
  14. Menarik banget journal book dari Hibrkraft ini Mbak. Modelnya cantik dan klasik. Jadi inget udah lama gak nulis jurnal harian jg...
    Makasih infonya Mbak...

    BalasHapus
  15. Keren, jadi kepikiran kan hihihi... modelnya itu loh, cakep. Pasti kebawa mimpi.

    BalasHapus
  16. Sampul jurnalnya baguuuuus banget Mbak. Bikin pengen segera punya. Tapi aku tak serajin dirimu dalam menulis. Tulisanku dulu tidak indah, sekarang lebih indah cakar ayam.

    BalasHapus
  17. Aku juga masih mencatat mbak pakai kertas dan pulpen. Masih nulis diary...hahahaha. Tapi nggak tiap hari sih ...

    BalasHapus
  18. Aku juga masih pakeeeee jurnal mba 😄. Pentiiing untuk nulis ide2 yg lewat. Trutama yaaa, Krn aku hobi traveling, tiap datang ke suatu kota/negara, ga mungkin semua itu bisa aku tulis detil kalo ga ada poin2 pentingnya. Krn pasti lupa. Lah wong aku bikin blog tujuan utamanya supaya ga lupa Ama pengalaman jalan2 dan kulineran 😁

    Makanya aku selalu bawa jurnal kecil Ama pulpen. Biasanya kalo sedang di kereta atau pesawat atau kendaraan apapun, tulis deh tempat yg barusan aku datangin itu. Lokasi, kelebihannya, kekurangan, tiket masuk, apa yg dilihat dll. Dari poin2 itu ntr bisa aku olah JD tulisan perjalanan di blog.

    Memang bisa pake gadget sbnrnya. Tapi aku anak 90an yg terbiasa nulis di catatan sih 😄

    BalasHapus

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.