Di Bandung tentu saja ada banyak rumah makan
Sunda. Warung-warung makan yang menyajikan hidangan khas Sunda pun ada
banyak.
Kalau Teman-teman datang dari luar
Kota Bandung dan ingin bersantap dengan makanan khas Sunda, tak perlu risau. Restoran
dan warung makan khas Sunda ada di berbagai penjuru kota.
Kalau di sekitar Kebon Kelapa (deket
Alun-Alun Bandung) ada Warung Nasi Ibu Imas yang selalu rame ketika jam makan.
Tapi kali ini saya mau cerita tentang
rumah makan Sunda di Bandung yang lainnya.
Baca Juga: Reviewer
Kuliner Baper
Rumah Makan Sunda Legend
![]() |
Rumah Makan Sunda yang legendaris. |
Rumah makan Sunda yang satu ini sudah
melayani warga Kota Bandung sejak tahun 1972. Berarti tahun 2022 ini genap
berusia 50 tahun.
Namanya Rumah Makan Ponyo. Dalam bahasa Sunda, ponyo berarti makan nikmat dan lahap.
Namun, dalam percakapan sehari-hari sudah
jarang yang menggunakan kata ponyo. Banyaknya menggunakan kata raos, ngeunah,
atau pedo.
Sekilas cerita, Rumah Makan Ponyo ini
berawal dari warung nasi yang sangat sederhana. Lokasinya di bagian bawah
sebuah perkantoran di Jalan Asia Afrika Bandung.
Pemiliknya adalah pasangan suami
istri bernama Dudi Suganda Nandang dan Ibu Cinta Suhanah.
Rasa makanan yang lezat, terutama
gepuk dan ayam gorengnya, membuat warung nasi ini ngehits pada masa itu. Yang
masaknya Ibu Cinta sendiri.
Sebelum menikah dengan Pak Dudi, Bu
Cinta adalah seorang ART. Pak Dudi sendiri dulunya adalah loper koran dan penjual
gorengan.
Namun, Ponyo tidak lama di Asia
Afrika. Mereka pindah ke Dago, lalu ke Jalan Eyckman.
Tahun 1979, Pak Dudi dan Bu Cinta
memutuskan untuk membuka Rumah Makan Ponyo di Cinunuk. Lahannya adalah milik
mereka sendiri. Rumah makan yang di Cinunuk ini kemudian menjadi pusat.
Baca Juga: Café Keluarga
di Bandung
Rumah Makan Ponyo Cinunuk
![]() |
Keluar dari koridor tanaman ini, ada deretan saung yang nyaman. |
Saya beberapa kali ke rumah makan
ini. Beda-beda keperluan sih. Dari menghadiri resepsi nikah, kumpul-kumpul
dengan teman, sampai menjadi juri lomba untuk anak-anak SD Al Amanah.
Lomba di rumah makan?
Hehe … TK, SD, SMP, dan Akademi Tata
Boga Al Amanah ini satu lokasi dengan Rumah Makan Ponyo. Sama-sama milik Pak
Dudi dan Bu Cinta.
Area yang ditempati Rumah Makan Sunda
satu ini memang luas. Leluasa banget kalau bikin acara di sini.
Di sini juga ada masjid yang cukup
besar dengan tempat wudhu dan toilet yang bersih, tempat parkir yang luas, gerai
ATM, minimarket, bahkan lapangan tenis.
Meet Up di Rumah Makan Sunda di Bandung
![]() |
Beginilah pose rapi bapack-bapack dan ibuk-ibuk biar nggak encok. |
Bulan lalu, saya dan beberapa teman
semasa kuliah meet up di sana. Dalam rangka apa?
Hm … kumpul-kumpul aja setelah dua
tahun pandemi yang bikin nggak leluasa ke mana-mana. Banyak yang terjadi dalam
dua tahun ini.
Ada yang sudah lulus S2 (ini sih udah
meet up duluan dengan saya di Kedai
Kopi Coger Madani). Ada yang sedang menyusun tesis S2-nya. Ada juga
yang sedang menyusun disertasi.
Saya? Masih awet S1. Haha…. Padahal kayaknya
dulu saya yang paling nafsu pengen nerusin S2. Qadarullah, sampai detik menulis
blogpost ini belum ada rezeki ke sana. Semoga nanti anak-anak yang panjang
rezeki untuk kuliah S2 dan S3.
Obrolan mengalir ke sana kemari. Dari membuka cerita lama tentang opspek maba, skripsi, hingga cerita kekinian tentang jabatan struktural dan sebagainya. Topik kekinian yang sungguh membuat saya merasa menjadi alien!
Baca Juga: Kopi
Shop Terdekat dari Bandung Creative Hub
Ponyo, Makan Nikmat dan Kenyang
![]() |
Makanan khas Sunda di Rumah Makan Ponyo. |
Tidak salah memilih Rumah Makan Ponyo
di Cinunuk ini untuk kumpul-kumpul.
Ada deretan saung yang bisa dijadikan
pilihan. Gemercik air di sekitar saung membuat suasana terasa menyatu dengan
alam.
Beragam menu khas Sunda bisa
dinikmati di sini. Ada sayur asem, tumis kiciwis, raw food
ala orang Sunda alias karedok, pencok leunca, asin peda, jengkol goreng, pepes
ikan mas, dan lain-lain.
Kalau bingung milih mau makan apa, bisa
pilih paket sangu alias paket nasi yang bakal bikin kenyang banget.
Untuk perorangan ada paket timbel
(Rp43.000), paket liwet (Rp46.000), paket timbel teri (Rp49.000), dan paket
timbel tutug oncom (Rp48.000).
Ada juga paket liwet kastrol buat dua
orang (Rp 103.000) dan paket liwet spesial untuk 5 orang (Rp338.000).
Nah, ini tampilan paket nasi
timbelnya. Ada nasi, ayam bakar, ikan asin peda, tahu, tempe, lalapan, dan
sambal.
![]() |
Nasi timbel komplet dan ponyo! |
Mengenyangkan?
Kenyang banget! Kalau saya beruang mungkin
habis makan saya akan berhibernasi. Tapi kan saya bukan beruang. Jadi, saya
tebus dengan berjalan kaki sejauh kira-kira dua kilometer.
Untuk minumannya, ada macam-macam
yang disediakan di sini. Kopi juga ada. Tapi saya lagi nggak pengin ngopi.
Saya memesan jus cenghar yang
merupakan minuman favorit di sini.
![]() |
Jus cenghar di sebelah kiri, yang ada timunnya. Bukan yang ada badaknya. |
Jus cenghar ini terbuat dari lemon, nanas, dan kemangi. Tampilan hijau segarnya mengingatkan saya pada jus buhun di Saung Legit. Bedanya, kalau jus buhun pakai daun sawi, jus cenghar pakai daun kemangi.
Perpaduan kemangi, lemon, dan nanas
menghasilkan minuman yang dengan aroma harum yang segar. Rasanya manis menyegarkan
dengan sedikit rasa asam dari lemon.
![]() |
Rumah makan Sunda yang luas, cocok buat acara kumpul-kumpul. Bisa buat wedding juga. |
Tempat kuliner datang dan pergi. Tak
sedikit yang tumbang pada dua tahun pertama. Namun, Rumah Makan Ponyo mampu
bertahan selama 50 tahun dan insya Allah akan terus bertahan.
Kalau Teman-teman mau meet up juga
di Bandung atau lagi nyari tempat buat resepsi pernikahan, bisa pertimbangkan
Rumah Makan Ponyo ini.
Alamat Rumah Makan Ponyo
Jl. Raya Cinunuk No. 186
Cinunuk, Kabupaten Bandung
IG: @makanponyo
Salam,
Kangen Bandung Bun.... Sudah lama gak kesana, apalagi keluarga disana banyak yang pindah. Sepertinya kulinernya enak banget ya Bun, ditambah suasananya yang nyaman pasti bikin betah. Semoga bisa jalan-jalan ke Bnadung dan mampir ke Rumah Makan Ponyo.
BalasHapusKujadi penasaran sama Jus Ceunghar, Teh. MasyaAllah perjalanan bisnis Pak Dudi dan Bu Cinta nggak main main ya. Berlanjut sampai punya lembaga pendidikan tata boga juga.
BalasHapusWah, jadi kangen makanan khas Sunda. Dominasi pedas dan asin biasanya lebih kantara dalam hidangan restonya. Beda dengan di Jawa Tengah yang lebih banyak rasa manis. Sama-sama nikmat tapi kalau sudah lama, pasti kangen juga.
BalasHapusPenasaran sama jus cenghar ini. Kemangi dibikin jus bareng nanas dan lemon? Kayak apa rasanya? Ada rasa pedasnya ga mba?
BalasHapus