10 Hari bersama Cacar Api yang Bikin Panik

pengalaman sakit cacar api

“Teeeh, gimana atuuuh?”

Kalimat bernada panik itu merespons kabar yang baru saya sampaikan via chat WA.

Sesungguhnya, saya pun panik. Sedikit pun nggak nyangka penyakit ini akan muncul di badan saya kurang dari 2 minggu sebelum acara offline bareng Penerbit Elex Media Komputindo di Gramedia Merdeka Bandung.

Saya dan Hani Widiani akan menjadi pengisi acara. Selain itu ada sesi Editor’s Clinic dengan Dion Rahman, editor fiksi Elex Media Komputindo.

Bagaimana saya bisa datang kalau kondisi tubuh saya sedang tidak baik-baik saja?

Nyeri di Kulit Kepala

Semua berawal pada hari Jumat 18 Agustus 2023. Di ujung periode bulanan saya Agustus ini, kepala saya terasa sakit.

Saya memang biasa mengalami migrain pada hari-hari terakhir haid. Kadang sakitnya sampai ke mata dan membuat saya terpaksa menelan obat pereda nyeri agar bisa tetap beraktivitas.

Namun, kali ini bukan mgrain, bukan pusing kepala sebelah. Kali ini rasanya seperti abis kejeduk sesuatu yang keras, tapi saya sama sekali nggak kejeduk apa-apa.

Disentuh halus saja, kulit kepala terasa nyeri luar biasa. Saya minta anak saya melihat bagian atas kepala saya. Siapa tahu ada lecet atau memar.

Saya sendiri ragu sih, karena ketika saya raba tak terasa ada luka di sana. Benar saja. Anak saya tak melihat ada lecet, luka, atau memar di kulit kepala saya.

Hari Minggu, 20 Agustus 2023, sakit kepala itu makin menjadi. Kali ini disertai dengan sakit di kelopak mata. Di cermin saya lihat kelopak mata saya sedikit membengkak. Seperti digigit nyamuk sampai bengkak, tapi tak terasa ada bekas gigitannya. Seperti bintitan, tapi tak terasa mengganjal.

Keesokan harinya, Senin, 21 Agustus, kelopak mata masih bengkak. Kali ini disertai dengan ruam dan bentol-bentol merah di dahi sebelah kanan. Kulit kening pun terasa tebal.

Pikiran saya langsung ke “alergi kumat lagi nih”. Eh, tapi alergi apaan ya?

Seingat saya sudah lama saya tidak makan udang dan geng seafood lainnya. Saya juga nggak keisengan nyicipin makanan baru yang mungkin memicu alergi.

Baca Juga: Diare Jangan Dianggap Enteng

Reaktivasi Virus Lama

pengalaman sakit cacar api
Begini kondisi mata saya ketika diserang cacar api. 

Selasa pagi, 22 Agustus 2023, saya mulai panik ketika bengkak di mata saya semakin besar dan membuat mata susah dibuka. Fix, periksa ke dokter. Dalam perjalanan ke klinik, baru tersadar bahwa mata saya menjadi lebih sensitif pada cahaya. Nyeri.

Dokter Citra mendengar keluhan saya dengan tekun, kemudian memeriksa dengan teliti. Tensi normal (110/80), suhu tubuh normal, saturasi oksigen normal.

Ruam dan bentol-bentol yang begitu nyata di wajah bagian kanan atas, serta kelopak mata yang membengkak menjadi perhatian bu dokter.

“Cacar api,” kata dr. Citra.

Eh, cacar api?

“Penyebabnya virus Varisella Zooster. Virus ini juga yang menyebabkan cacar air,” ujar bu dokter. Dengan tenang beliau menjawab pertanyaan saya.

Saya kena cacar air pada akhir tahun 1999. Ternyata ketika itu virus Varisella Zooster tidak benar-benar hilang dari tubuh saya. Virus itu tetap bercokol di dalam tubuh, bersembunyi diam-diam. Entah itu di sistem saraf, di tulang belakang, atau di dasar tulang tengkorak.

Setelah lama tidur, virus Varisella Zooster itu aktif kembali dan menyebabkan cacar api atau biasa dikenal juga dengan nama herpes zooster.

Berbeda dengan cacar air yang bisa menyerang seluruh tubuh, cacar api hanya menyerang bagian tertentu dari tubuh. Pada saya, yang diserang adalah kepala dan wajah sebelah kanan.

Kata bu dokter, tidak diketahui pasti kenapa virus ini bisa reaktivasi begitu. Tapi kemungkinan karena imunitas tubuh sedang lemah.

Pengobatan Cacar Api

Pengobatan cacar api.
Alarm di hp untuk minum obat antvirus, 5x sehari.

“Berapa lama ya Dok sembuhnya?” tanya saya harap-harap cemas.

“Tidak bisa dipastikan,” sahut dr. Citra. “Untuk bengkaknya sendiri, biasanya sekitar satu minggu sudah kempes. Tapi untuk pemulihan sampai bekas-bekas dan nyerinya hilang, butuh waktu lebih lama.”

Sekitar 20 menit kemudian saya pulang dari klinik dengan membawa obat-obatan. Yang harus dihabiskan adalah obat antivirus (Acyclovir), diminum 5x sehari pada jam yang sudah ditentukan. Selain itu ada salep antivirus yang harus dioleskan tipis-tipis di area yang terserang virus.

Baiklah. Saya langsung menyetel alarm di ponsel agar tak sampai lupa meminum obat.

Dokter juga wanti-wanti agar saya langsung ke dokter spesialis mata jika penglihatan menjadi buram.

Ah, ini terdengar sangat mengerikan! Semoga serangan virus itu tak mengenai saraf mata. Cukup sampai di kelopaknya saja.

Sore harinya di rumah, saya browsing, mencari info lebih lanjut tentang cacar air ini. Artikel-artikel dari berbagai dokter yang saya temukan di web-web kesehatan (Halodoc, Sehatq, Alodokter, Kliksehat) dan web resmi rumah sakit besar (Hermina, EMC, Siloam Hospital) menyebutkan hal serupa dengan penjelasan Dokter Citra. Belum diketahui pasti penyebab reaktivasi virus ini.

Cacar api ini tidak selalu berbahaya. Namun, bisa menjadi berbahaya jika menyerang sistem saraf di kepala dan saraf mata karena bisa mengakibatkan kebutaan.

Hiks. Naudzubillahi min dzalik.

Dengan mata kanan yang harus diperjuangkan agar bisa terbuka, saya meneruskan mencari informasi.

Dokter tidak memantang makanan dan minuman tertentu, juga tidak menganjurkan harus makan ini minum ini. Yang penting, perkuat daya tahan tubuh.

Ketika browsing tentang cacar api ini saya menemukan artikel di Halodoc yang ditinjau oleh dr. Rizal Fadli menganjurkan konsumsi telur, susu, daging, tomat, jeruk, sayuran hijau, dan kacang-kacangan selama tidak memiliki riwayat alergi.

Baca Juga: Cegah Penyakit Tidak Menular dengan Germas

Pemulihan

Pengalaman terkena penyakit cacar api
Sudah mulai membaik, tetapi kulit kepala masih terasa nyeri.

Saya segera mengabari editor saya di Elex. Yah, reaksinya sudah Teman-teman baca di awal tulisan ini.

Saya juga mengabari teman-teman yang dengan mereka saya sedang terlibat pekerjaan. Dengan kondisi mata seperti ini, saya tak berani memaksa terus menulis.

Melihat cahaya dari layar ponsel dan laptop saja mata langsung terasa nyeri. Pandangan pun tidak sejelas biasanya karena sebelah mata tertutup oleh penyakit ini.

Parahnya lagi, hari Rabu (23 Agustus), mata kanan saya bahkan tinggal terlihat segaris. Di kelopak mata saya berbaris bentol seperti jerawat yang sedang matang-matangnya

Hiks. Baru terasa betapa nikmatnya bisa refleks membuka tutup kelopak mata. Baru terasa betapa nikmatnya bisa melihat.

Jadi, lupakan dulu pekerjaan. Istirahat total dan jangan sampai stres. Makan, minum, minum obat, istirahat, tidur, repeated.

Untuk membantu pemulihan, selain obat-obatan dari dokter dan asupan makanan yang bergizi, saya rutin minum multivitamin, buah-buahan, air kelapa tua + madu, dan teh bunga krisan + madu.

Alhamdulillah, Minggu 27 Agustus 2023 kondisi saya membaik. Bengkak di kelopak mata sudah tidak terlihat, begitu juga dengan bentol-bentol seperti jerawat di puncak kematangannya. Tinggal di bagian bawah mata yang masih membengkak (tanpa ruam).

Perlahan-lahan mata pun mulai terbiasa melihat cahaya lagi. Namun, nyeri di kulit kepala masih terasa. Well, seperti kata dokter, memang butuh waktu untuk pulih total.

Untuk menghilangkan bekas luka di kulit, bisa dilakukan pelan-pelan. Yang penting mata sudah bisa berfungsi seperti sediakala.

“Aku juga baru kena cacar api ini, No,” kata seorang teman semasa SMA. “Baru dua minggu lalu. Sampai mesti ke dokter mata. Lagi musim kali, ya?”

Hah? Musim cacar api? Indonesia memang negeri dengan banyak musim: musim hujan, musim kemarau, musim kawin, musim layangan, musim mangga, musim rambutan, musim durian, dll. Tapi jangan sampai ada musim cacar api dan penyakit lainnya, deh.

Tetap jaga kesehatan dan daya tahan tubuh ya, Teman-teman.

Referensi

1 komentar

  1. Terima kasih sudah mampir. Semoga mendapat manfaat dari tulisan ini.

    BalasHapus

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.