Apa yang Harus Disiapkan Jika Akan ke Luar Kota Bersama Keluarga?

Liburan bersama keluarga


Kalau akan bepergian atau traveling bersama keluarga ke luar kota, apa yang mesti dipersiapkan?

Wah, banyak. Dana yang cukup, tentu saja. Entah itu akan menginap di rumah kerabat atau di hotel, sama-sama butuh dana. Lalu, apa lagi?

Beberapa cerita liburan saya dan keluarga bisa dibaca di sini:

Yang Perlu Disiapkan

Dalam sebuah talkshow di Bandung pada tanggal 31 Juli 2016, Parmadi Budiprasetya, seorang fotografer yang juga traveler, menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan jika berencana untuk bepergian. Apa saja tuh?

  • Tentukan dengan siapa akan pergi. Pergi sendirian, dengan pasangan dan anak-anak, dengan pasangan saja, dengan teman-teman, dan sebagainya.
  • Kapan akan pergi. Kalau sudah pasti akan pergi kapan, kita bisa sejak jauh-jauh hari hunting tiket dan hotel.
  • Mau pergi ke mana. Pastikan dulu mau ke mana, biar nggak bingung dan nggak salah bawa bekal.
  • Nanti perginya naik apa. Naik mobil pribadi atau bus? Naik pesawat atau kereta api?
  • Akomodasi. Nanti mau menginap di mana? Di rumah saudara atau di hotel?
  • Biaya.
  • Asuransi.

Bagi saya pribadi, ada satu lagi yang harus dipersiapkan. Bekal makanan. Kalau mau bepergian, apalagi bepergian ke luar kota bersama keluarga, saya bisa rempong menyiapkan bekal yang akan dibawa. 

Ah, jangankan traveling ke luar kota. Bepergian di dalam kota saja saya membawa bekal standar. Satu botol air mineral, permen, dan satu bungkus biskuit atau wafer atau roti.


Pengalaman dan Nasihat Orangtua

Kerempongan itu mungkin muncul dari pengalaman masa kecil yang terekam di long term memory, ya. 

Jadi gini. Dari usia batita imut sampai kelas 5 SD saya tinggal di ujung barat Pulau Sumatra. Tepatnya di Banda Aceh. 

Saya nggak inget sih zaman balita gimana. Cuma kalau lihat foto-foto zaman dulu, sepertinya Banda Aceh di masa itu masih sepi.

Saya baru cukup ingat pengalaman di sana ketika usia TK dan SD. Salah satunya adalah ketika mobil yang kami tumpangi mogok di wilayah Gunung Seulawah.

Kawasan sepi? Iya banget. Nggak ada warung-warung. Yang saya ingat, tak jauh dari situ ada satu rumah tua (((rumah tua))). Besar, beratap kerucut, berdinding kayu, dan sepertinya tak berpenghuni. Plus tanah lapang berumput dan pohon-pohon besar. Paket komplet, deh, untuk syuting film horor.

Udara mulai dingin dan … perut mulai lapar. Untuuung banget ibu saya membawa bekal makanan. Ada rantang susun berisi nasi dan lauk pauknya. Ada minuman. Ada kue-kue.

Alhamdulillah. Kami tak sampai kelaparan dan kehausan ketika menunggu sopir mengotak-atik mesin mobil.

Kejadian itu bisa jadi kuat membekas karena orangtua saya kerap mengulang-ulang cerita tersebut. Terutama setiap kali akan bepergian. Ibu akan repot memaksa kami membawa bekal makanan berupa nasi dan lauk pauknya.

Tidak pakai rantang susun lagi, sih. Paling-paling ditimbel atau dimasukkan ke kotak makanan dari plastik.  Air putih is a must. Manusia kan lebih tahan lapar daripada tahan haus.

bekal makanan praktis untuk perjalanan
Bekal makanan praktis nasi timbel dan ayam.

Ketika si sulung saya balita dan masih jadi anak tunggal, kami pernah terjebak macet di jalur Puncak. 

Pemandangan memang indah. Dari kaca jendela angin Puncak terasa menyejukkan. Penjual makanan pun ada yang lewat. Tapi hanya penjual kacang goreng, opak, gemblong, dan semacam itu. Sangat tidak ramah balita.

Pada saat itu, bekal makanan yang dibawakan ibu saya terasa sangat menolong. Ada arem-arem isi sayuran, pastel, bolu, risoles, dan jajan pasar lainnya. Belum lagi beraneka camilan ringan lainnya.


Siapkan Bekal Makanan

Tentu dong kita berharap perjalanan kita lancar jaya, selamat sentosa sampai ke tempat tujuan hingga tiba kembali di rumah. 

Namun, alangkah baiknya jika kira bersiap-siap untuk kondisi tak terduga seperti mogok di tempat sepi, salah jalan, atau terjebak macet panjang.

Nggak perlu repot bawa rantang susun seperti ibu saya dulu. Soal wadah sih sesuaikan saja. 

Berikut ini sedikit tips jika akan membawa bekal makanan untuk perjalanan ke luar kota bersama keluarga.
  • Air putih (air mineral) beberapa botol. Sesuaikan saja dengan jumlah anggota keluarga.
  • Susu, jika masih ada anak berusia balita. Yang praktis sih susu UHT. Kalau membawa susu bubuk, jangan lupa termos kecil berisi air panas.
  • Permen secukupnya.
  • Makanan ringan alias snack seperti keripik, biskuit, wafer, atau kue-kue basah. Untuk kue basah, pilih yang tidak mudah basi.
  • Makanan berat. Bisa berupa nasi dan lauk-pauknya, mi goreng, sandwich, atau arem-arem (lontong isi).
  • Kantong kresek untuk menampung sampah-sampah makanan. Dibuangnya nanti dong, kalau nemu tempat sampah. Enggak banget, deh, kalau sampai nyampah di jalan.

Untuk makanan berat, sebaiknya pilih-pilih juga. 
  • Jangan yang berkuah karena merepotkan.
  • Jika perjalanan ke luar kota cukup jauh, hindari membawa makanan yang mudah basi.
  • Untuk lauk pauk, gunakan bahan baku yang baru dan fresh. Untuk ayam, cooled chicken (ayam dingin segar) menjadi pilihan yang baik. Ayam dingin segar ini adalah ayam yang baru dipotong, dicuci bersih, dan segera didinginkan dalam suhu kurang dari 4 derajat Celcius.
ayam dingin segar
Daging ayam dingin segar.

  • Pendinginan daging ayam segar dilakukan sesegera mungkin agar bakteri tak sempat berkembang biak. Daaan … tetap dipertahankan dalam kondisi dingin tersebut sampai tiba waktunya daging ayam akan dimasak.

    Berada di suhu kamar selama 5-6 jam setelah dipotong saja, daging ayam sudah mulai berbau.

    Bakterinya memang tidak bisa kita lihat tanpa bantuan alat. Tapi kita bisa mengetahuinya dari perubahan bau ayam.

    Daging ayam yang tercemar bakteri berbau lebih tajam menusuk. Tidak segar lagi seperti aroma daging ayam yang baru dipotong.
     

    Pada suhu minus 4 derajat Celcius ini bakteri tidak dapat hidup. Itu sebabnya ayam dingin segar lebih sehat daripada daging ayam yang dibiarkan begitu saja dalam suhu kamar.

    Jika bahan bakunya berkualitas baik, cita rasa makanan pun menjadi lebih enak dan lebih tahan lama, kan?

Satu lagi, nih, keuntungan dari membawa bekal makanan dari rumah dalam perjalanan ke luar kota bersama keluarga. Ssst … lebih irit. Hehehe …. Dananya bisa dipakai untuk wisata kuliner di tempat tujuan, deh.

Selamat menikmati perjalanan ke luar kota, ya.


Salam, 

Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
www.trianiretno.com


Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.