Tips Berpuasa Ramadhan Untuk Ibu Menyusui
Memasuki bulan Ramadhan, tak sedikit ibu menyusui yang bertanya-tanya: “Boleh puasa nggak, ya? Aku lagi menyusui, nih.” Atau mengungkapkan kegundahan, “Pengen puasa… tapi lagi menyusui. Takut kenapa-kenapa.”
Berpuasa pada bulan
Ramadhan itu wajib bagi muslim yang sudah baligh dan tidak ada udzur. Ibu
menyusui yang sehat dan kondisi bayinya pun baik, tentu saja wajib puasa.
Kekhawatiran utama ibu
menyusui untuk berpuasa biasanya pada produksi ASI. Gimana kalau produksi ASI
jadi sedikit? Gimana kalo si bayi jadi dehidrasi karena ibunya puasa?
Hehe… berat-berat gimana
gitu, ya. Saya juga dulu gitu, sih, waktu masih menyusui. Alhamdulillah, tetap
bisa puasa.
Justru ketika hamil puasa saya bolong-bolong karena mual muntah tak kenal waktu (saya mengalami mual muntah sampai trimester ketiga, bukan sekadar morning sickness di trimester pertama).
Justru ketika hamil puasa saya bolong-bolong karena mual muntah tak kenal waktu (saya mengalami mual muntah sampai trimester ketiga, bukan sekadar morning sickness di trimester pertama).
Tips Berpuasa Ramadhan Untuk Ibu Menyusui
Kita di Indonesia ini
sebenarnya beruntung hanya berpuasa 13 - 14 jam sehari. Lebih gampang bagi ibu
menyusui untuk mengatur strategi agar puasa lancar, menyusui pun lancar.
Berikut ini tips berpuasa
untuk ibu menyusui.
1.
Konsultasi dengan tenaga kesehatan.
Sebagai langkah awal, ada
baiknya berkonsultasi dengan dokter atau bidan. Mengetahui kondisi badan kita
dan si bayi dalam kondisi sehat tentu bakal bikin kita lebih pede untuk
berpuasa.
2.
Konsumsi makanan dan minuman bergizi dalam jumlah cukup pada malam hari.
Ketika
berbuka puasa, jangan kalap meminum dan menyantap semua yang ada. Minum dan
makan secukupnya saja.
Makan dan minum dalam jumlah banyak sekaligus bisa-bisa membuat perut kita kaget. Lagi pula, kalau kekenyangan saat berbuka biasanya jadi mager, padahal belum shalat Maghrib.
Makan dan minum dalam jumlah banyak sekaligus bisa-bisa membuat perut kita kaget. Lagi pula, kalau kekenyangan saat berbuka biasanya jadi mager, padahal belum shalat Maghrib.
Setelah shalat Magrib
barulah menyantap makanan berat. Perhatikan kecukupan gizi, ya. Masukkan pula sayur-mayur
yang dapat meningkatkan produksi ASI.
Waktu tidak berpuasa ini
cukup panjang. Sekitar 10-11 jam (sebelum dipotong waktu tidur.
Iya atuhlah, nggak mungkin juga kan kita tidur sambil makan :D). Naaah, bisa kita atur-atur deh.
Iya atuhlah, nggak mungkin juga kan kita tidur sambil makan :D). Naaah, bisa kita atur-atur deh.
Misalnya: minum air putih
atau jus buah seusai tarawih, minum di sela-sela tadarus, mengemil buah atau
sayuran (saya dulu suka ngemil labu siam rebus. Labu siamnya yang ukuran
kecil-kecil. Manis, lembut, dan menambah produksi ASI).
![]() |
Perbanyak minum pada malam hari. |
3.
Tidak mengonsumsi minuman yang mengandung kafein.
Sebagian ibu sih berhenti
ngopi ketika hamil dan menyusui. Kalau kita termasuk yang teteeeup ngopi
meskipun menyusui, ada baiknya berhenti dulu deh selama berpuasa.
Kopi ini bersifat
diuretik alias bikin kebelet buang air kecil (BAK). Keseringan BAK membuat kita
jadi lebih cepat haus. Padahal kan ada si kecil yang mesti disusui. Minuman bersoda
juga sebaiknya diliburkan aja.
Tapi
ada lho kopi yang nggak bikin kebelet BAK.
Kopi
paste. Hehe….
4.
Minum suplemen pelancar ASI.
Kalau perlu, minum suplemen pelancar ASI pada saat makan malam dan
sahur. Pilih yang aman, ya.
Dulu saya minum kaplet yang terbuat dari ekstrak daun katuk. Udah tahu dong, bagaimana manfaat daun katuk untuk memperlancar prduksi ASI.
Dulu saya minum kaplet yang terbuat dari ekstrak daun katuk. Udah tahu dong, bagaimana manfaat daun katuk untuk memperlancar prduksi ASI.
5.
Memompa ASI pada malam hari.
Untuk menjamin
ketersediaan ASI, ada baiknya memompa ASI pada malam hari. Bisa menggunakan pompa ASI yang elektrik, bisa juga pompa ASI
manual.
Belum punya pompa ASI? Gampang. Bisa kok membeli pompa ASI di Shopee.
Belum punya pompa ASI? Gampang. Bisa kok membeli pompa ASI di Shopee.
Simpan ASI perah ini di botol tertutup. Di kulkas, ASI perah bisa
bertahan selama dua hari. Kalau di freezer
malah bisa lebih lama lagi.
Menurut The Journal of Pediatric, ASI beku bisa bertahan sampai 9 bulan, lho.
Menurut The Journal of Pediatric, ASI beku bisa bertahan sampai 9 bulan, lho.
Jika siangnya mau
memberikan ASI perah ini pada si baby, tinggal dihangatkan dalam semangkuk air hangat,
deh.
6.
Istirahat yang cukup dan kurangi aktivitas berat.
Nggak usah dulu ngangkat
barbel atau ngedorong tank mogok. Hehe….
Kegiatan domestik seperti mencuci,
menyetrika, dan mengepel, diatur ulang supaya tidak memberatkan.
Bagi-bagi tugas dengan orang lain atau pihak di luar keluarga. Misalnya, pakai jasa laundry untuk mencuci dan menyetrika.
Bagi-bagi tugas dengan orang lain atau pihak di luar keluarga. Misalnya, pakai jasa laundry untuk mencuci dan menyetrika.
Bukan apa-apa. Banyak
beraktivitas berat dan kelelahan bisa mengurangi ASI.
7.
Rileks.
Last
but not least: Rileks. Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan
bahwa kondisi stres bisa menurunkan produksi ASI.
Santai saja seperti di
pantai. Dukungan keluarga jelas dong dibutuhkan banget. Diakui atau enggak,
keluarga sering jadi sumber stres juga, sih.
Tadarus, berzikir, atau
mendengarkan murotal Al-Quran pun bisa menjadi cara ampuh untuk rileksasi.
![]() |
Membaca Al-Quran bagus untuk rileksasi. |
Selamat berpuasa. Semoga selalu dalam
lindungan dan keberkahan Allah.
Salam,
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
www.trianiretno.com
Salam,
Triani Retno A
Penulis, Editor, Blogger
www.trianiretno.com
No comments
Komentar dimoderasi dulu ya karena banyaknya spam. Terima kasih sudah berkunjung. Semoga mendapat manfaat dari tulisan di blog ini :)