Usus Buntu Jangan Dianggap Sepele


penyebab radang usus buntu.


Suatu hari kami mendapat kabar bahwa seorang teman kami harus segera menjalani operasi. Penyebabnya adalah karena usus buntu.

Memang sudah dua hari ini dia bilang sedang sakit, terutama di ulu hati dan perut kanan bagian bawah. Berdiri tegak dan berjalan pun sangat susah dan sakit. Saat itu ia hanya mengira sedang sakit mag.

Ketika berobat ke rumah sakit dan menjalani serangkaian pemeriksaan, barulah ketahuan dia menderita usus buntu. Kondisi usus buntunya sudah parah sehingga harus langsung dioperasi.

Reaksi kami beragam. Umumnya merasa prihatin dan khawatir. Bagaimanapun, kalau teman kami itu harus segera dioperasi berarti penyakitnya sudah sangat serius. Namun, terselip juga perasaan heran.

“Kok dia bisa kena usus buntu, ya?” tanya seorang teman. “Padahal kan dia nggak suka makan yang pedes-pedes.”

Teman kami itu memang tidak suka makan pedas. Kalau kami jajan seblak, misalnya, paling dia hanya pesan pedas level 1. Kalau ada malah level di bawah satu saja alias tidak pedas. Makan bakso pun tidak pernah pakai pedas.

Alasannya? Katanya sih cuma tidak suka pedas saja. Makanya dia sering diledek seperti bocil. Seblak kok nggak pedas. Sementara itu, kami teman-temannya biasa memesan seblak level 3 ke atas. Nyatanya, sekarang dia harus menjalani operasi usus buntu.

Baca Juga: Ketika Program Hamil Menjadi Pilihan

Mengenal Usus Buntu

Usus buntu merupakan istilah sehari-hari dari bahasa medis apendiks. Sementara itu, peradangan usus buntu disebut dengan apendiksitis.

Usus buntu merupakan bagian dari usus yang berukuran kecil dan berbentuk seperti ekor, muncul dari permukaan usus besar.

Fungsi usus buntu ini masih belum diketahui. Namun, usus buntu bisa mengalami peradangan karena berbagai sebab.

Mengutip dari Dr. Ayustawati, Ph.D dalam buku Mengenali Keluhan Anda (Informasi Medika, 2013: 27), peradangan usus buntu merupakan kasus emergensi. Usus buntu yang mengalami peradangan ini bisa pecah, kemudian menginfeksi seluruh organ usus dan menimbulkan peradangan pada selaput usus (peritonitis). Jika tidak segera ditangani, peritonitis ini dapat mengancam nyawa.

Baca Juga: Yuk, Waspadai Gagal Jantung

Apa Gejalanya?

Orang yang menderita radang usus buntu mungkin mengalami berbagai gejala, seperti sakit perut, mual, muntah, demam, kehilangan nafsu makan, diare, sembelit, dan sulit buang air kecil.

Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang menusuk di perut bagian kanan bawah. Pada awalnya rasa sakit ini terasa ringan, lalu secara bertahap menjadi parah.

Rasa sakit itu bahkan membuat penderitanya sulit beraktivitas, seperti yang dialami oleh teman kami.

Selain gejala fisik, penderita juga mungkin mengalami tekanan emosional saat menderita radang usus buntu, seperti merasa tidak berdaya, cemas, dan takut terhadap kondisinya.

Untuk itu, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis agar mendapatkan penanganan yang tepat.


Faktor Penyebab

gejala radang usus buntu.
Radang usus buntu harus segera ditangani. Foto: Unsplash.

Lalu, kenapa teman kami mengalami radang usus buntu padahal ia tidak suka makan pedas?

Dalam wawancara dengan Tempo yang kemudian dituangkan menjadi buku Kesehatan Usus pada Tubuh Kita (Tempo Publishing, 2020), dr. Ignatius Riwanto menyebutkan bahwa infeksi pada usus buntu tidak disebabkan oleh masuknya biji-bijian, seperti biji cabai dan biji buah jambu.

Menurut dokter ahli bedah usus tesebut, radang usus buntu lebih banyak disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan berserat.

Usus buntu yang sehat dapat secara alamiah mengeluarkan biji-bijian yang tersasar ke sana. Namun, hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh usus buntu yang sedang mengalami infeksi dan sembelit karena tertahannya tinja di dalam usus.

Penanganan Radang Usus Buntu

Setelah terdiagnosis mengalami radang usus buntu, dokter spesialis bedah akan segera melakukan operasi pengangkatan usus buntu.

Mengutip dari dr. Felmond Limanu, Sp.B.SubBDig, operasi usus buntu dapat dilakukan secara terbuka atau laparoskopik.

Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Digestif di RS EMC ini menyebutkan bahwa operasi laparoskopik memiliki berbagai keunggulan, seperti nyeri minimal setelah operasi, masa rawat inap yang lebih singkat, dan pasien dapat lebih cepat kembali beraktivitas.

Rumah sakit yang memiliki dokter spesialis bedah akan memberikan penanganan yang lebih cepat, seperti RS EMC.

Di RS EMC ini setiap hari ada jadwal praktik dokter spesialis bedah. Tim medis di rumah sakit ini akan segera memberikan penanganan terbaik pada pasien yang harus menjalani operasi pengangkatan usus buntu.

Penutup

Sakit apa pun pasti tidak enak, termasuk sakit usus buntu. Oleh karena itu, lebih baik memperbaiki gaya hidup serta mengonsumsi makanan sehat yang mengandung banyak serat.

Jika sudah telanjur merasakan gejala sakit usus buntu, bersegera memeriksakan diri ke dokter merupakan langkah terbaik.

Tidak ada komentar

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.