Metodologi Coffee, Tempat Ngopi Tanpa Pusing

 Metodologi Coffee Bandung

Asli, nama tempat ngopi di Bandung yang satu ini membuat saya tersenyum-senyum. Euleuh, metolodogi kuantitatif atau kualitatif nih?

Di sekitaran Jalan Riau ada banyak sekali kedai kopi. Kata kunci “coffee shop di Bandung Jalan Riau” menghasilkan banyak pin merah di Google maps.

Sempat bingung menentukan akan ke mana, akhirnya pilihan kami jatuh pada Metodologi Coffee.

Kenapa?

Hm … entahlah. Mungkin karena namanya yang unik. Mungkin pula karena cuaca Bandung sedang sangat terik.

Oke, kita lihat. Apakah pilihan kami kali ini tepat atau zonk.


Weekdays Jalan-Jalan

Selama dua minggu kemarin saya di rumah terus, termasuk saat akhir pekan. Weekend? Hah, apa itu weekend? Kalau wkwkland saya tahu.

Kemarin itu ada dua naskah buku yang harus saya edit. Kalau honornya nggak ngaret, cukup untuk biaya hidup bulan depan.

Kalau ngaret, duh, tolong ya. Bayarlah upah pekerja sebelum kering keringatnya. Bukan kata saya loh itu. Saya cuma ngutip hadis Rasulullah.

Nah, selama dua minggu itu saya keluar rumah cuma buat ke resepsi nikahan tetangga.

Belanja-belanja … serahkan pada toko online. Termasuk belanja sayuran dan frozen food.

Tumben-tumbenan, memang, kok saya mengurung diri kerja di rumah. Padahal, deadline dan fokus kerja adalah salah satu dari 12 alasan ke coffee shop bagi saya.

No reason, sih. Kemarin itu saya sedang ingin di rumah saja, dengan segala kemungkinan distraksinya.

Pusing dan lelah, tentu saja. Tapi pasti akan lebih pusing kalau tidak ada pekerjaan. Jadi, saya memutuskan untuk memberi hadiah pada diri saya.

Semula self reward itu berupa jalan-jalan ke pasar loak di Bandung. Seru aja lihat barang aneh-aneh di sana.

Tapi kemudian saya dapat info kalau di Lapangan Saparua sedang ada pameran UMKM. Acaranya hanya dua hari, Selasa-Rabu 22-23 Agustus.
Pameran UMKM Jawa Barat
Dari posisi bayangannya, bisa menebak ini jam berapa?

Oke, deh. Pasar loak tidak akan ke mana-mana. Bisa kapan-kapan saja ke sananya.

Ternyataaa, pas hari Rabu itu Bandung panas terik. Berkeliling arena pameran di tengah lapangan terbuka saat panas terik begitu rasanya sungguh aduhai.

Terbayang nikmatnya bersantai di warung kopi sambil menyesap segelas es kopi susu.


Metodologi Coffee

Ada beberapa kedai kopi di sepelemparan batu dari Lapangan Saparua ini. Dari The Panas Dalam milik Pidi Baiq pengarang novel Dilan, hingga Starbucks.

Namun, kami memutuskan ke Metodologi Coffee. Catetan nih, nama sangat penting untuk sebuah bisnis. “Apalah arti sebuah nama” seperti kata Shakespeare tidak berlaku di sini.

Alamatnya di Jalan Sabang No. 23 Bandung. Hm … ini sih deket dengan EncyKoffee yang beberapa kali saya datangi. Deket Jalan Cihapit.

Fyi, kawasan ini selompatan doang dari Jalan Riau (alias Jl. L.L.R.E Martadinata). Ruas jalan utama yang merupakan salah satu tujuan wisata belanja, wisata kuliner, dan tempat gaul di Bandung.

Dan tadaaa … sampailah kami di Metodologi Coffee. Ternyata kedai kopi mungil ini diapit rumah-rumah warga. Jadinya terasa lebih tenang. Nggak terganggu oleh ramainya Kota Bandung.
Metodologi Coffee, tempat ngopi di Bandung
Ternyata ada hubungan erat antara Metodologi Coffee dan metodologi ilmiah.

Sudah baca tulisan saya tentang Kedai Kopi Jalan Pulang? Nah, secara tempat Metodologi Coffee ini mirip-mirip. Sama-sama menempati sebuah rumah dengan halaman yang teduh.

Vibes-nya tuh adeeeem dan akrab.

Melangkah memasuki pintu gerbang, kami langsung berhadapan lurus dengan bar. Jadi nggak perlu celingak-celinguk dulu.


Metodologi Apa?

Bar di Metodologi Coffee ini sederhana saja. Dindingnya pun polos, tak berhias pernak-pernik.

Lembar menu yang tergeletak di sana pun sangat sederhana. Hanya selembar kertas ukuran A3 yang dilaminating.

“Minuman andalannya naon, Kang?” Sebenernya dari namanya udah ketebak sih, tapi kan perlu penegasan nih. Siapa tahu ada hidden menu berupa metodologi kuantitatif atau metodologi kualitatif.

Si Akang Barista menyebut Metodologi, Metodologi Creamy, dan Metodologi Mint. Metodologi-metodologi yang terdengar manis tanpa tanpa pusing dengan koding dan tabulasi data.

Beberapa minuman lain memang unik namanya, seperti Komangsu dan Kosangsu. Di jajaran minuman nonkopi ada Berry Prima. Nggak ada Eva Arnaz *artis zaman ortu saya*. Adanya Koklada, Melonkolis, Leyak, dan Mamamelon.

Ehm, perhatian. Jangan salah sebut nama minuman yang terakhir itu ya. Salah sebut ntar malah diajak ke dapur buat nyuci gelas dan piring.
Daftar menu Metodologi Coffee dan harganya
Harga seperti umumnya coffee shop di Bandung.

Dari sekian banyak menu minuman, hanya tiga yang pakai nama Metodologi. Jadi pasti itu andalannya.

Metodologi adalah es kopi susu gula aren. Sejenis minuman wajib yang pasti ada di coffee shop di Bandung, mungkin juga di kota-kota lain. Tapi tolong, jangan tulis begitu jika di lembar ujianmu ada soal berbunyi ‘Apakah yang dimaksud dengan metodologi?’.

Metodology Creamy tuh es kopi susu juga, tetapi lebih manis dan lebih creamy. Sedangkan Metodologi Mint adalah es kopi susu dengan rasa mint.

Untuk harga, minuman di Metodologi Coffee ini mematok di kisaran Rp15.000 sampai Rp25.000. Sudah nett, tanpa tambahan sekian persen ini dan itu.

Kami memesan Metodologi Iced (Rp20.000), Metodologi Mint (Rp22.000), dan Kentang Goreng (Rp18.000).
Es kopi susu mint
Ngopi siang di Metodologi Coffee.

Ngopi Santai

Ketika kami tiba, hanya ada satu-dua pengunjung lainnya yang tampak sibuk dengan laptop. Kami tidak bawa laptop karena niatnya hari ini memang mau refreshing.

Jadi ya duduk-duduk santai saja sambil minum kopi. Semula kami memilih tempat di pojok yang teduh dan cantik buat foto-foto.

Tapi sayangnya, penunggu pojokan itu pengen kenalan dengan kami. Nggaaak, ini bukan wisata kuliner horor. Penunggu pojokan itu berupa nyamuk.

Catetan aja, nih, terutama buat yang manis-manis. Kalau ke sini mending siap dengan losion antinyamuk, minyak sereh, atau sejenisnya biar lebih nyaman dari gangguan antek-antek vampir itu.

Demi kenyamanan, akhirnya kami pindah tempat duduk. Kebetulan butuh ngecas hape juga sih.

Yang menyenangkan, di sini kami medapatkan apa yang kami inginkan.

Pengen ngadem sambil ngopi, eh ternyata tempat ngopi di Bandung ini menyediakan area outdoor yang dikelilingi pepohonan.

Pengen ngopi santai, eh … kopinya cocok dengan selera kami. Senangnya!

Metodologi adalah es kopi susu gula aren. Es kopi dengan susu dan gula aren.

Bukan baru lima-enam kali kami menemukan es kopi susu yang ternyata es susu dengan perisa kopi. Rasa dan aroma kopinya sama-sama nggak dapet. Zonk rasanya.

Beda dengan es kopi susu Metodologi. Di antara manis gula aren dan gurihnya susu, rasa pahit khas kopi masih terasa menonjol. Iya, ini es kopi susu, bukan es susu kopi.

Metodologi Mint lebih istimewa lagi. Asli, awalnya kami nggak berharap banyak. Udah siap aja kalau yang datang adalah minuman es susu kopi dengan rasa min-minan.

Ternyataaa, melebihi harapan dong! Rasa mint-nya cukup kuat. Bukan cuma memberikan sensasi dingin semriwing, tetapi juga ada wangi dan rasa pedas segar khas daun mint.
Es kopi susu favorit
Metdologi Mint (kiri) dan Metodologi.

Selain itu, kentang gorengnya juga menjadi camilan nikmat pengganjal perut. Gurih, empuk, dengan taburan merica bubuk di atasnya.


Kenapa Metodologi?

Bagi kalangan mahasiswa, peneliti, atau yang pernah jadi mahasiswa jurusan apa pun, “metodologi” adalah istilah yang pasti familier.

Dan ternyata, bukan tanpa sebab tempat ngopi di Bandung ini diberi nama Metodologi Coffee.

Zulfikar Sidiq, sang owner, memilih nama ini karena pengalamannya semasa kuliah. Kala itu ia gagal dalam kuliah metodologi. Mesti ngulang, dan tentunya tertunda menyusun skripsi. Gagal deh wisuda bareng teman-temannya.

Namun, alih-alih “trauma” dengan metodologi, ia malah mengabadikan nama itu untuk kedai kopinya.

Nama Metodologi dijadikannya sebagai pengingat agar bisnis kopinya jangan sampai gagal seperti kuliah metodologinya dulu.

Bisnis kuliner memang cerah tetapi juga keras. Itu kesimpulan saya sebagai penikmat kuliner. Tentang itu bisa dibaca di Reviewer Kuliner Baper.

Rekomendasi

Metodologi yang satu ini dijamin nggak akan bikin pusing seperti metodologi ilmiah. Malah sebaliknya, jadi lebih fresh (apalagi kalau ditraktir).

Ngumpul bareng temen selepas jam kerja atau jam kuliah. Mampir ngadem sepulang berolahraga. Singgah untuk nugas, menyelesaikan pekerjaan, atau meet up.

Wifi dan toilet tentu saja ada. Oya, tak perlu khawatir nanti shalatnya di mana. Metodologi Coffee menyediakan mushala mungil yang bersih lengkap dengan peralatan shalatnya.

So, kalau Teman-teman mencari tempat ngopi murah di Bandung yang rasa kopinya nggak kaleng-kaleng, bolehlah mampir ke Metodologi Coffee ini. Atau intip saja dulu Instagram @metodologicoffee


Salam,

Triani Retno A

6 komentar

  1. Metodologi Coffee, Jl. Sabang No. 23 Bandung

    BalasHapus
  2. kayaknya enak banget nih tempatnya buat nongki bareng temen-temen sambil ngerjain tugas kuliah hehehe

    BalasHapus
  3. Enak dan nyaman tempatnya ya Teh mana kopinya juga enak dan asli. Aku tuh baru nyadar juga dua Minggu ini ngga ke mana-mana dan nggak banyak DL juga pantas lieur, kayaknya butuh kerja di kafe nih biar otak lebih segar dan produktif

    BalasHapus
  4. Pertama kali baca Metodologi Cafe, entah kenapa pikiranku langsung melayang ke pembuatan skripsi dulu wkwkw
    Rasanya pusing minta ampun haha. Tapi aku yakin kalau metodologi yang ini bisa bikin happy dan semangat sih

    BalasHapus
  5. Wkwk namanya unik banget ya, metodologi. Tapi nama kafe sekarang pada estetik gitu ya, hihihi. Tempatnya ini asyik ya mbak, berasa di kebun depan rumah gitu suasananya

    BalasHapus
  6. Paling sebeeeel memang kalo ketemu kopi yg rasanya cendrung es susu kopi, bukan kopi susu 🤣. Soalnya aku ga bisa minum susu, jadi kalo rasa susu lebih kuat, yg ada eneg.

    Kafe kopi ini memang sedang menjamur ya mba. Tapi aku seneng, Krn JD punya banyak pilihan. Keluargaku sendiri punya kafe kopi, tapi di Medan. Dan mrmang persaingan bisnisny kuat. Kita harus punya sesuatu yg beda, supaya pembeli mau balik lagi

    BalasHapus

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.