Chopstix, Tempat Makan Keluarga di Bandung


Chopstix Bandung

Ceritanya nih kan beberapa waktu lalu saya dapat hadiah voucher Sodexo. Cumaaaa, belum sempat dipakai. Nah, mumpung anak-anak libur, saya pun mencari tempat makan keluarga di Bandung.
Akhirnya, kami sepakat makan siang di Cihampelas Walk (Ciwalk). Tepatnya di Chopstix, tanggal 24 Desember. Pas ulang tahun saya.

Banyak pilihan, sih. Tapi lagi pengen nyobain chinese food ini. Baca-baca ulasannya sih kelihatannya merupakan tempat makan enak di Bandung yang direkomendasikan. Dan yang penting: halal.


Chopstix di Ciwalk

Di Bandung sendiri Chopstix cuma ada di Ciwalk. Lumayan lama sih waktu tempuhnya dari rumah saya. Apalagi kalau pas musim libur. Kemarin 1,5 jam sekali jalan pakai Grab Car.
Belum terhitung ketika pulangnya setengah jam nunggu Grab Car berhasil menembus kemacetan parah untuk sampai di Ciwalk.

Maklumin aja deh. Dari zaman baheula Cihampelas kan udah beken sebagai kawasan gaul dan wisata belanja.

Waktu masih SMP di Medan aja saya ngincer SMA 2 Bandung karena lokasinya di Cihampelas 😀. Tapi nasib membawa saya ke SMA 3 di Jalan Belitung.
Singkat cerita, kami tiba di Chopstix. Dari luar restoran berlantai dua ini udah terlihat cantik. 
 
Lokasi Chopstix di Ciwalk
Chopstix di Cihampelas Walk, Bandung.

Ketika kami masuk, di lantai satu masih ada satu meja kosong. Tapi saya pengen ke lantai dua. Oya, di lantai satu ini mejanya cuma ada empat.

“Di lantai dua AC-nya lagi mati,” ujar pegawai Chopstix. “Ada yang di luar tapi smoking area. Silakan kalau mau lihat dulu."
Ya mau, dong! Hehehe….
Sampai di atas, hanya satu meja yang terisi. Selebihnya kosong. Tidak ada yang merokok.
Oke, aman. Kami di lantai dua saja. Mejanya lebih banyak. Tempatnya juga lebih cantik daripada yang di lantai satu … meskipun agak gerah.
tempat makan keluarga
Salah satu sudut di lantai dua.

Chinesse Food Halal

Daftar menu sudah ada di setiap meja. Sepertinya sekaligus berfungsi sebagai penutup meja.
Praktis banget. Jadi nggak perlu minta daftar menu lagi. Daaan … sambil makan kan bisa tuh merenungi harga makanannya (berkisar Rp 20.000 - Rp 42.000) yang ntarnya mesti ditambah pajak 10%. Hihi….
Si bungsu memesan mie ayam bakso pangsit (mie ijo) dengan es Milo, tapi esnya sedikit.
Kakaknya memilih kuey teow siram sea food dan es thai tea. Sayangnya, setelah menunggu lumayan lama baru dikabari kalau kuey teow siram sea food pesanannya sedang kosong.

Kalau cari Japanese food, bisa mampir ke sini:


Jadi dia ganti memesan taiwanesse beef noodle soup. Sebelumnya memastikan dulu menu itu ada. Kesel kan kalau udah nunggu lama ternyata nggak ada juga?
Saya sendiri memesan kuey teow goreng dan es kopyor.
Sebuah review yang saya baca bahwa porsi makanan di Chopstix ini “terlalu sedikit”.
Gara-gara teringat itu, saya memesan satu menu lagi, fried tofu with chilli. Bahasa Jermannya tuh tahu goreng dicabean.
Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya semua makanan dan minuman yang kami pesan pun tiba.
Kuey teow goreng pesanan saya terlihat sedikit karena piringnya besar. Mie-nya juga lebaaar. Nggak kayak kwetiau yang biasa saya makan atau masak di rumah.
Kuey tiow ala Chopstix
Kuey teow goreng di Chopstix.

Rasanya?
Nah, ini dia. Saya tuh sukanya makanan yang udah dibumbui lengkap oleh koki. Jadi saya tinggal makan tanpa perlu repot nambahin ini itu.

Bukan karena saya males ngebumbuin. Tapi dengan udah dibumbuin lengkap gitu kan saya jadi tau rasa asli masakan andalannya tuh gimana. Kalau saya yang tambahin ini-itu sendiri mah… ntar rasanya jadi ngawur. Hehe….
Nah, kuey teow goreng ini rasanya di lidah saya cenderung hambar. Jadi terpaksa deh saya tambahin sambal, kecap asin, acar timun, dan sebagainya baru terasa lebih enak.
Acar timun yang enak
Sambal, acar timun, dll.

Omong-omong, acar timunnya ternyata ENAK. Manis-manis seger agak asem dikit.
Nyesel juga cuma ambil empat iris. Tadinya kan mau nyicipin dulu. Eh, tapi pegawainya minta izin untuk mengambil nampan berisi acar timun, sambal, dll itu dan mindahin ke meja lain. 
Eung … coba ya, lain kali disediakan dalam jumlah cukup sehingga ada di setiap meja.
Taiwanesse beef noodle soup pesenan si kakak … kuahnya kental dan berminyak. Warnanya sih merah sangar. Tapi rasa pedas kuahnya nggak sesangar penampilannya. Beda dengan bakso pedas Maicih yang warnanya biasa aja tapi pedas gila.
Beef noodle soup
Taiwanesse beef noodle soup di Chopstix.

Buat saya yang nggak suka pedes sih enak. Si kakak yang penggemar pas cuma cengar-cengir. Pedesnya nggak sesuai ekspektasi dia, tapi abis juga.
Naaaah …. Yang paling enak itu ternyata mie ayam bakso pangsit pesenan si adek. Satu porsi enak semua.
Mie ijonya enak, ayamnya enak dan banyak, baksonya enak, pangsit gorengnya enak, kuahnya enak. Nggak usah ditambahin apa-apa lagi udah enak. Rekomendasi kuliner Bandung banget deh.
mi ayam bakso pangsit
Mi ayam bakso pangsit di Chopstix. Mi ijonya ngumpet di bawah pangsit dan taburan daging ayam.

Karena enak, saya pesan satu porsi lagi untuk dibawa pulang alias take away.

Porsi Besar atau Kecil

Sambil makan, saya nyengir kalau ingat review tentang "porsi yang terlalu sedikit” itu.
Itu relatif banget ternyata, malov. Gimana lingkar perut eh daya tampung lambung masing-masing.

Bagi si pe-review itu terlalu sedikit. Tapi nggak bagi saya dan si kakak. Per porsi mi yang kami pesan udah sangat mengenyangkan.
Fried tofu with chilli pun akhirnya masuk kotak, take away. Nggak sanggup makan tahu lagi. 
tahu lada garam
Fried tofu with chilli di Chopstix.

Oya, soal rasanya… enak sih. Tofunya padat dan empuk. Tapi karena selera subjektif, saya lebih suka tahu lada garam di Kafe The Panas Dalam milik Pidi Baiq.
Kalau pengen nyoba juga, langsung aja ke Ciwalk di Jalan Cihampelas, Bandung. Chopstix ini berada di Young Street, nggak jauh dari J.Co dan Starbucks.
Family time
Mom and daughter :)

Selamat makan enak di Bandung, ya.

Salam,
Triani Retno A

2 komentar

  1. Btw, tampilan blognya sekarang jadi halus ya. Keren .. Perasaan terakhir kesini belum seperti ini.

    BalasHapus

Komentar dimoderasi dulu karena banyak spam. Terima kasih.